Page 20 - E-Modul Perjuangan Integrasi Timor-Timur 1975-Rekonsiliasi
P. 20
16
Mei, kesepakatan Tripartid diteken Indonesia, Portugal dan PBB (kesepakatan diberi nama
"persetujuan" bukan "perjanjian" sebagaimana perintah UUD 45 untuk setiap keterikatan internasional
yang penting bagi Indonesia); dalam Tripartid, persiapan pelaksanaan jajak pendapat atau referendum
diserahkan sepenuhnya kepada UNAMET (Petugas dari PBB) sementara soal keamanan dan penegakan
hukum menjadi tanggung-jawab POLRI dengan bantuan TNI (Suratman, 2002).
Referendum pun dilakukan terhadap dua opsi yang ditawarkan pemerintah Indonesia pada
tanggal 30 Agustus 1999. Pertanyaan yang diajukan dalam referendum: Apakah Anda menerima opsi
otonomi khusus dalam kesatuan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia? Atau apakah Anda
menolak otonomi khusus dan memilih berpisah dari Indonesia? (Martin, 2001). Hasil Referendum
menunjukkan mayoritas rakyat (sekitar 78,5 persen) masyarakat Timor-Timur menghendaki
memisahkan diri dari Republik Indonesia (Chesterment, 2004). Jose Julio Pereira Gomes, seorang
pemerhati referendum Timor-Timur asal Portugal, mengungkapkan, "Dalam waktu yang sama, pukul
9:30 pagi, di Hotel Mahkota Dili, lan Martin mengumumkan secara resmi hasil referendum. Dari total
451.796 pemilih yang terdaftar tercatat suara sah sebanyak 446.953 (98,6% ) sedangkan 7.985 (1.8%)
suara dinyatakan batal atau tidak sah. Dari keseluruhan suara sah tersebut, 344.580 (78,5%) memilih
opsi kemerdekaan dan 94.388 (21,5%) memilih opsi otonomi atau tetap berintegrasi dengan Indonesia
(Gomes, 2001).
Konsekuensi hasil referendum adalah pemerintah Timor-Timur berhak melakukan restorasi
kemerdekaan pada tahun 2002. Pada bulan Oktober 1999, Angkatan Bersenjata Indonesia
meninggalkan wilayah Timor-Timur yang telah dipertahankan selama 24 tahun sebelumnya. Tanggal
20 Mei 2002, dunia secara resmi mengakui kemerdekaan Timor-Timur yang berganti nama menjadi
Timor Leste. Diawali dengan sebuah era baru dalam hubungan antara bangsa dan Pemerintah Indonesia
dan Timor Leste. Hubungan yang dilandasi semangat saling menghormati, kerjasama bilateral, dan
persahabatan sejati (Pinto, 2015).
a. Tokoh-Tokoh Sejarah yang Berperan Dalam Integrasi Timor-Timur
Dalam berbagai peristiwa sejarah baik di dunia ataupun di Indonesia terdapat tokoh-tokoh yang
terlibat dalam peristiwa sejarah tersebut, atapun melatar belakangi terjadinya peristiwa sejarah tersebut.
Dalam peristiwa sejarah Integrasi Timor-Timur juga terdapat beberapa Tokoh-Tokoh yang terlibat yang
akhirnya berjalannya waktu menjadi Tokoh sejarah dikedua negara, baik Indonesia ataupun Timor
Leste. Berikut beberapa Tokoh Sejarah yang terlibat dalam peristiwa Integrasi Timor-Timur:
1. Benny Moerdani
Jenderal TNI (Purn.) Leonardus Benjamin Moerdani, atau L.B. Moerdani, atau kerap disebut Benny
Moerdani (2 Oktober 1932 – 29 Agustus 2004) adalah salah satu tokoh militer Indonesia paling
berpengaruh pada era Orde Baru. Benny Moerdani dikenal sebagai perwira TNI yang banyak
berkecimpung di dunia intelijen. Leonardus Benjamin Moerdani merupakan bidan utama lahirnya
Provinsi Timor-Timur. Melalui Operasi Seroja, ia mengirim tentara dan senjata, ia pun tak langsung
lepas tangan ketika pasukan Indonesia, bersama orang-orang pro-Indonesia, menang. Benny
memikirkan perekonomian provinsi bungsu Indonesia ini-saat itu dan terus mengawasi
perkembangannya (Suyono et al., 2015).

