Page 17 - E-Modul Perjuangan Integrasi Timor-Timur 1975-Rekonsiliasi
P. 17

13




               rakyat untuk DPR daerah tingkat II Suatu hal yang belum pernah terjadi semasa penjajahan Portugis di
               mana rakyat daerah ikut menentukan apa yang terbaik untuk kehidupan daerahnya (Soekanto, 1976).

                     Dewan-dewan perwakilan rakyat tersebut telah menghasilkan berbagai peraturan daerah untuk
               mengelola daerah tersebut secara baik dan teratur sesuai dengan kemajuan jaman dan keinginan rakyat
               sejalan dengan gerak pembangunan ini, anggaran pembangunan Timor Timur setiap tahun juga makin
               tinggi.  Misalnya  untuk  tahun  1986/1987  anggaran  daerah  ini  berjumlah  Rp  340.009.232.380,00
               (Soekanto, 1976).

                     Salah  satu  faktor  yang  menunjang  terlaksananya  usaha  pembangunan  itu  adalah  semakin
               mantapnya  situasi  keamanannya.  Dalam  hal  ini  kesadaran  rakyat  cukup  tinggi  untuk  bekerjasama
               dengan aparat pemerintah dan militer Apalagi pada tahun 1977 Presiden RI memberikan amnesti umum
               bagi mereka yang dulu memperlihatkan sikap memusuhi Indonesia. Ganjalan memang masih terasa
               dengan  aktifitas  sisa-sisa Fretilin.  Namun  kepada  mereka  yang  tidak  ingin tinggal  di Timor-Timur
               (Indonesia) diberi kesempatan untuk pergi ke negara yang mereka inginkan antara lain ke Portugis dan
               Australia (Soekanto, 1976).



                     Di bidang ekonomi berbagai kebijaksanaan telah dikeluarkan untuk meningkatkan pendapatan
               rakyat dan daerah. Koperasi, pemanfaatan bank, bimas pertanian, bimbingan pembangunan industri
               kecil  dan  intensifikasi  pertanian  digalakkan  di  kalangan  rakyat.  Pengembangan  ekonomi  ini  juga
               didukung dengan berbagai kursus keterampilan dan latihan bagi rakyat yang membutuhkannya seperti
               petani, industri rumah tangga atau pengrajin (Basri, 1993).

                     Dalam mendukung peningkatan ekonomi, pemerintah daerah dan ABRI juga menarik Investasi
               dari  luar  daerah  agar  lebih  mendukung  kegitan  ekonomi  dan  menambah  lapangan  pekerjaan  bagi
               penduduk  setempat,  seperti  pemanfaatan  kebun  kopi.  PT  Salazar  Coffee  Plantation  merupakan
               perusahaan yang mengelola perkebunan kopi di Fatubesi dan sekiranya. Saat Indonesia mulai masuk ke
               Timor Portugal, bukan hanya tentara yang dikirim besar-besaran. Pengusaha juga mengirim modal.
               Robby Sumampowlah orang yang diminta Brigadir Jenderal Benny Moerdani, Ketua G-1/Inteligen
               Hankam, menggalang pengusaha untuk berbisnis di provinsi ke-27 ini, termasuk mendirikan PT Salazar
               (Suyono et al., 2015).

                     Perkebunan sekitar 11 ribu hektare yang ditinggalkan perusahaan Portugal, Sociedade Agricola
               Patria  e  Trabalho  (SAPT),  saat  perang  saudara,  kemudian  dikelola  Salazar.  "Mereka  (Salazar)
               perusahaan terbesar. Hasil mereka merupakan 60 persen dari total kopi Timor-Timur waktu itu," ujar
               Mario  Viegas  Carrascalao,  mantan  tokoh  Uni  Demokratik  Timor  (UDT)  yang  kemudian  menjadi
               Gubernur Timor Timur periode 1982-1992. Salazar bukan satu-satunya perusahaan Robby. Bersama
               adiknya, Hendro Sumampow, serta adik angkatnya. Alex Matindas Sumampow, Robby mendirikan PT
               Denok Hernandez International, yang menjadi pengelola tunggal perdagangan kopi dari seluruh Timor
               Timur. Semua orang dipaksa menjual kopi ke Denok," kata Mario. Kopi Timor-Timur kemudian dijual
               ke  Singapura  dan  uangnya  digunakan  buat  membeli  beras  serta  barang-barang  lain  untuk  kembali
               dibawa ke Timor-Timur (Suyono et al., 2015).

                     Bagaimanapun kecerdasan rakyat turut menentukan juga tingkat kemajuan rakyat. Oleh karena
               itu bidang pendidikan mendapat perhatian besar, tidak hanya tingkat sekolah dasar tetapi juga sekolah
               menengah dan tinggi. Pada masa kolonial Portugal, pendidikan tinggi belum pernah ada. Apabila ingin
               ke  pendidikan tinggi  harus  pergi  ke  Portugis,  terutama  untuk jurusan  pertanian  dan  teknik  atau  ke
               Mozambik dan Angola. Waktu itu hanya ada dua sarjana (pertanian dan ekonomi) yang berasal dari
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22