Page 18 - E-Modul Perjuangan Integrasi Timor-Timur 1975-Rekonsiliasi
P. 18

14




               Timor Timur. Salah satu di antaranya adalah yang pernah menjadi Gubernur Kepala Daerah Timor
               Timur yaitu Ir. Mario Viegas Carascalao. Pemberantasan buta huruf juga dilakukan. Kita mengetahui
               pada masa penjajahan Portugis tahun 1974, 90,8% dari penduduk berusia 10 tahun ke atas masih buta
               huruf. Pembinaan generasi muda juga ditingkatkan antara lain melalui Karang Taruna (Basri, 1993).

                     Sampai akhir Repelita III dalam upaya menunjang pendidikan di Timor-Timur telah dibangun
               407 SD, 35 SLTP dan 7 SLTA. Dalam tahun 1984/1985 jumlah SD 466, SLTP meningkat menjadi 43
               dan SLTA menjadi 8. Pada tahun 1985/1986 meningkat lagi menjadi 71 SLTP, 9 SMA dan 9 sekolah
               kejuruan setingkat SLTA. Bahkan di kabupaten Dili telah dibangun asrama pelajar. Dari gambaran
               tersebut terlihat betapa pesatnya kemajuan pendidikan sesudah daerah ini berintegrasi (Basri, 1993).

                     Pembangunan  prasarana  dan  sarana  yang  menunjang  peningkatan  kesejahteraan  rakyat  terus
               dilakukan di semua bidang. Bahkan untuk memotivasi rakyat dalam pembangunan di daerah-daerah,
               sesuai dengan perannya sebagai stabilisator dan dinamisator, ABRI pun ikut melakukan pembinaan
               wilayah (teritorial). Peranserta ABRI dalam pembangunan daerah ini mendapat sambutan positif dari
               rakyat (Basri, 1993).

                     Dalam hal ini transportasi seperti perhubungan darat, pada masa Portugis sangat tidak mendapat
               perhatian. Dari panjang jalan yang ada. yaitu 2.986 km, hanya beberapa kilometer yang diaspal. Itupun
               hanya jalan yang ada di kota Dili dan tidak pula boleh dilalui oleh pribumi. Jalan antar daerah tidak satu
               pun yang diaspal dan hanya dapat digunakan pada musim panas. Bila musim hujan, jalan tanah itu
               berubah  menjadi  kubangan  lumpur  yang  sulit  dilewati.  Setelah  ber  integrasi  semua  jalan  negara,
               provinsi dan kabupaten telah diaspal sehingga memudahkan transportasi dan komunikasi, sekaligus
               memudahkan jalannya pemerintahan dan pembanguanan daerah Timor-Timur (Basri, 1993).

                     Dalam konperensi pers Gough Whitlam (mantan PM Australia) di gedung CSIS di Jakarta 5
               Maret 1982 juga menjelaskan apa yang dilihatnya saat mendatangi Timor-Timur: Hal berikutnya yang
               akan  saya  kemukakan  adalah  mengenai  gedung-gedung,  bangunan-bangunan  yang  saya  lihat.
               Kemanapun seseorang pergi pasti dia akan melihat gedung-gedung sekolah, baik gedung-gedung baru
               maupun  gedung-gedung  hasil  rehabilitasi  maupun  yang  diperbesar.  Juga  terdapat  cukup  banyak
               gedung-gedung pemerintah, gedung-gedung pertemuan, dan juga pelebaran jalan beraspal dari Dili ke
               luar kota di bagian timur (Departemen Penerangan RI, 1982).

                     Kebagian  barat  daya,  mesin-mesin  konstruksi  tengah  bekerja  di  jalan-jalan.  Kami  tidak  bisa
               mendarat di setiap kampung namun dari udara kami bisa melihat banyaknya bangunan-bangunan baru.
               Saya yakin bahwa setiap orang yang berkunjung ke daerah Timtim akan mengakui bahwa selama 4
               tahun  terakhir  ini  di  Timtim  telah  banyak  sekali  dilaksanakan  pembangunan.  Dan  sekarang
               pembangunan tersebut tidak hanya dilaksanakan di Dili saja. Di Maliana, sebagai contoh, ada sistem
               irigasi yang menurut pendapat saya dibangun hanya beberapa tahun belakangan ini. Tentunya irigasi
               ini digunakan untuk meningkatkan hasil padi dan jagung. Saya kira juga terdapat sekitar 2.500 ekor
               sapi dari Australia selama sekitar setahun belakangan ini. Terlepas dari apa yang diharapkan seseorang
               dalam masyarakat terhadap pendidikan, kesehatan, komunikasi dan tempat-tempat pertemuan, terdapat
               usaha-usaha yang cukup besar di Timtim guna meningkatkan dan memperbanyak makanan penduduk.
               Itulah  hal-hal  yang  dapat  saya  kemukakan  sesuai  dengan  apa  yang  telah  saya  lihat  (Departemen
               Penerangan RI, 1982).


               \
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23