Page 22 - E-Modul Perjuangan Integrasi Timor-Timur 1975-Rekonsiliasi
P. 22
18
Kiki Syahnakri sangat Identik dengan Timor-Timur karena selama masa pengabdiannya selalu
ditempatkan di Timor-Timur. Pada saat masi berpangkat Letnan Dua Kiki Syahnakri-lah yang
menjadi kunci pembuka bagi masuknya ribuan pengungsi Timor-Timur untuk pertama kali ke
Timor Barat pada tahun 1975, lalu melewatkan bertahun-tahun kariernya di tanah Timor-Timur,
tetapi akhirnya Mayor Jenderal Kiki Syahnakri menjadi kunci penutup kehadiran Indonesia di
Timor-Timur sebagai Panglima Penguasa Darurat Militer 1999 (Syahnakri, 2013).
3. Tatang Koswara
Pembantu Letnan Satu (Purn.) Tatang Koswara (12 Desember 1946 – 3 Maret 2015) adalah seorang
Sniper atau penembak runduk TNI-AD terbaik Indonesia. Tatang Koswara bukanlah Perwira atau
Jenderal besar dikalangan militer, tetapi berkat pengabdiannya di Timor-Timur dapat dikenal dalam
sejarah Indonesia. Tatang Koswara terkenal saat berhasil menembak 49 prajurit Fretilin sekali misi.
Salah satu misi tempur Tatang yang menghasilkan kill hingga 49 korban adalah ketika Tatang
bertempur untuk menghadang serangan pasukan Fretilin di kawasan Remexio (1977). Medan
tempur Remexio yang bergunung dan terletak di belakang Kota Dili memang dikenal sebagai
kuburan bagi pasukan TNI, tetapi akhirnya berkat kemampuan terlatih tatang dapat mengalahkan
prajurti Fretilin (Winardi, 2015).
Gambar 7. Sebelah kiri Tatang Koswara semasa muda saat mendapat tugas khusus di Timor-
Timur
Sumber: Dokumentasi Buku Satu Peluru Satu Musuh Jatuh
Pembantu Letnan Satu (Peltu) Tatang Koswara adalah salah seorang penembak runduk terbaik yang
dimiliki TNI, namun sayangnya di kalangan TNI sendiri tidak banyak catatan tentang prestasi yang
bersangkutan. Kendati demi kian, prestasinya justru tercatat dalam buku Sniper Training,
Techniques and Weapons karya Peter Brookesmith terbitan tahun 2000. Nama Tatang masuk dalam
daftar 14 besar Sniper's Roll of Honour di dunia. Dalam catatan tersebut, ia mencetak rekor 41 di
bawah Philip G. Morgan (Pasukan Khusus Amerika) dengan rekor 53, dan Tom Ferran (Marinir
Amerika) dengan rekor 41. Masyarakat Indonesia sendiri baru mengetahui prestasi emas Tatang
Koswara setelah terbitnya buku tersebut, kemudian Sang Sniper pun dikenal secara luas, terutama
di kalangan masyarakat Indonesia penggemar dunia militer atau kisah keprajuritan. Prestasi Tatang
Koswara tersebut patut menjadi kebanggaan bangsa dalam sejarah di Indonesia (Winardi, 2015).
4. Eurico Guterres