Page 112 - e-modul bh.Indonesia SMPMuh.Rappang9
P. 112

MODUL 2

                     Puncak ketegangan  :
                     Surtina bingung harus membayar darimana uang sebesar 500.000. Sahabatnya
                     Juliana  yang  sudah  dianggap  seperti  saudara  sendiri,  yang  membujuk  untuk
                     menggunakan kartu berobatnya, tidak membantu mencari jalan keluar. Surtina
                     tidak berani melaporkan hal ini kepada kedua orang tuanya. Karena tidak mampu
                     untuk  membayar,  akhirnya  dokter  gigi  melaporkan  kejadian  tersebut  kepada
                     polisi dan Surtina ditangkap polisi di rumahnya.

                     Ketegangan menurun :
                     Surtina  bersyukur  kejadian  penangkapan  Surtina  oleh  polisi,  ternyata  cuma
                     mimpi.  Surtina  akan  menghadap  dokter,  dia  punya  uang  seratus  ribu  rupiah,
                     sisanya nanti akan dicicil.

                     Penyelesaian :
                     Dokter  gigi  memaafkan  perbuatan  Surtina  dan  Surtina  juga  memaafkan
                     perbuatan  sahabatnya  Juliana  yang  telah  sengaja  menjebak  Surtina  untuk
                     memakai kartu berobatnya.

                     Setelah Ananda menyusun kerangka cerpen di atas, berdasarkan peristiwa yang
               unik, unsur-unsur  intrinsik, konflik, dan alur cerita, Ananda dapat  mengembangkan
               kerangka tersebut menjadi teks cerpen yang utuh. Dalam mengembangkan teks cerita
               pendek  tersebut  Ananda  harus  memperhatikan  kembali  struktur  dan  aspek
               kebahasaan teks cerpen pada pembelajaran pertama.

                      Perhatikan contoh berikut ini!

                    Struktur Cerpen                       Isi Cerpen (aspek kebahasaan)
                  Judul                                            KARANG GIGI
                                                            Oleh : Keke Taruli Aritonang

                  Orientasi/perkenalan          Awalnya  sahabatku  Juliana  mengajak  aku  untuk
                                           menemaninya  ke  RS  Pertamina  sepulang  dari  sekolah.
                                           Setelah  dia  selesai  periksa  batuk  pileknya.  Aku  dibujuk
                                           olehnya untuk memeriksa karang gigiku dengan pura-pura
                                           menjadi  dirinya.  Aku  tadi  sudah  menolak  berkali-kali  tapi
                                           sahabatku  terus  saja  merayuku.  Dia  menyakinkan  aku.
                                           Katanya, “tidak apa-apa gak bakalan ketahuan, kan dikartu
                                           berobat itu tidak ada fotoku”. Dengan berat hati akhirnya aku
                                           terima tawaranya dan terjadilah semuanya.

                  Komplikasi                    “Siapa namamu?”
                                                “Juliana!” Aku menjawab dengan gugup.
                                                “Berapa umurmu?”
                                                “14 tahun!” Aku menjawab semangkin gugup.


                                                “Sekarang  jawab  dengan  jujur,  siapa  namamu



                                                           102
   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117