Page 113 - e-modul bh.Indonesia SMPMuh.Rappang9
P. 113
MODUL 2
sebenarnya?” Dokter yang memeriksa karang gigiku mulai
membentak sambil menekan alat yang dipegangnya ke
gigiku dengan kuatnya. Aku mulai merasakan ngilu digigiku
dan sekujur tubuhku mulai gemetaran. Nampak kemarahan
pada wajah dokter ini.
“Sekali lagi saya bertanya padamu, tolong jawab
dengan jujur, siapa namamu?” Dengan suara yang
menggelegar sang dokter menanyakan kembali namaku.
Airmataku tak dapat kubendung lagi, sambil menangis
aku menjawab, “ se…benarnya nama saya Sur..ti..na dok”.
“Kamu masih sekolah, sudah berani menipu! Saya akan
laporkan kamu ke sekolahmu, orangtuamu atau ke kantor
polisi? Kamu tahu …perbuatanmu ini melanggar hukum,
karena kamu sudah berani menggunakan kartu berobat
yang bukan milikmu dan kamu telah menipu saya, atau kamu
harus bayar sebesar Rp500.000, punya uang sebesar itukah
kamu? Pilih.. lapor sekolah, orang tua, polisi, atau bayar?”
“Ba… ik… saya akan ba..yar…. Dok, tapi beri saya waktu,
saya gak punya uang sebesar itu”.
“Oke, saya beri waktu kamu sampai besok, jika tidak
saya akan laporkan perbuatanmu ke sekolah atau sekalian
ke kantor polisi”.
Dengan masih berlinang air mata aku memohon pada
dokter, “maafkan saya dok, tadi sebenarnya saya tidak mau,
tetapi sahabat saya memaksa”. “Saya tidak perlu alasanmu,
yang penting kamu tetap harus membayar. Besok kamu
harus datang kembali menemui saya di sini, jika tidak
dengan terpaksa akan saya laporkan kamu kepada polisi”.
“Bagaiamana sudah selesai periksanya? Tidak
ketahuankan? Sahabatku berkata dengan nyakinnya”.
“Tidak ketahuan bagaimana? Aku habis dimarahin dan
aku akan dilaporkan kepada polisi jika tidak membayar biaya
membersihkan karang gigi sebesar Rp500.000 dan kartu
berobatmu ditahan oleh dokter tersebut.”
“Aduh gawat dong, gue juga bisa dimarahin oleh nyokap
nih”. Sahabatku juga ikut panik.
“Terus gimana nih, kamu mau patungan untuk bayar
periksa karang gigiku!”
“ya gaklah gue gak punya uang”.
“Jadi aku sendiri yang harus bayar, kamu gimana sih,
tadikan kamu yang bujuk aku untuk periksa”, kataku kesal
pada sahabatku.
Hari sudah sore, ketika aku tiba di rumah. Wajahku
nampak kusut, untung mama tidak ada di rumah. Haruskah
aku ceritakan hal ini pada mamaku.
“Tidak”, hati kecilku berteriak. Aku pasti dimarahin dan
103