Page 114 - e-modul bh.Indonesia SMPMuh.Rappang9
P. 114
MODUL 2
mamaku pasti tidak akan mau membayar, uang darimana,
mamaku cuma seorang guru SD Negeri, sedangkan papaku
cuma sopir metromini, dan adik-adikku ada 5 orang.
Selama ini aku dikenal sebagai anak yang baik dan
nurut pada orangtua, baik di rumah maupun di sekolah, aku
selalu ranking satu di kelas dan nilai perilakuku selalu
mendapatkan nilai A, aku selalu membantu mama mencuci
piring, menyapu ,mengepel rumah, dan menjaga adik-adik
jika kedua orang tuaku pergi.
Orangtuaku selalu menasihati aku untuk menjadi anak
yang jujur, “mama malu kalau kamu suka berbohong atau
curang kepada orang lain, ingat ya mama itu guru yang
selalu menasihati anak-anak murid mama untuk kelak jadi
orang yang jujur, masa anaknya sendiri tidak berlaku jujur”,
begitu yang dikatakan mama setiap malamnya jika aku dan
adik-adik mau tidur.
Aku tidak dapat tidur, pikiranku terus keperistiwa tadi
siang di ruang gigi RS Pertamina, bayangan ditangkap polisi
menghantui pikiranku, teman-temanku pasti akan
menjauhiku, mama dan papa serta adik-adik akan malu
karena ulahku. Darimana uang sebesar setengah juta? Tadi
sudah kubongkar dengan diam-diam celenganku, setelah
kuhitung cuma ada seratus ribu rupiah.
Darimana cari tambahan empat ratus ribu rupiah lagi?
Kepalaku rasanya mau pecah, aku menyesali diriku kenapa
tadi mau saja dibujuk oleh sahabatku. Atau kubiarkan saja,
aku tidak usah datang lagi ke sana, semoga saja dokternya
lupa, tapi bagaimana dengan kartu berobat sahabatku yang
ditahan di sana?
“Selamat sore”, dua orang laki-laki berpakaian polisi
menyapa mamaku yang sedang menyiram tanaman.
Tubuhku gemetar, aku langsung lari ke dalam rumah. Aku
tak berani mengintip apa yang dipercakapkan oleh kedua
orang polisi itu dengan mamaku. Yang pasti, dokter gigi yang
tadi memeriksa karang gigiku sudah melaporkan
perbuatanku, karena aku tidak datang menemuinya untuk
membayar akan hasil perbuatanku.
“Tina…..”mama langsung berteriak memanggilku.
“Kurangajar kau, sejak kapan kau kuajari untuk
menipu orang”, mama dengan kalap memukul aku dengan
gayung, yang tadi dipakainya untuk menyiram tanaman.
“Ampun…ma….aku tadinya tidak mau, tapi Juli
memaksaku….”
“Tidak ada alasan, sejak kapan kau sok jadi orang kaya
pakai membersihkan karang gigi segala”. Mama dengan
kalap terus memukuli tubuhku sampai gayung yang
104