Page 55 - MITOS-IKAN-LOMPA
P. 55

dibunyikan, semua orang akan masuk ke dalam kali. Pada saat
               aba-aba dibunyikan, maka penebaran jala mulai dilakukan.

               Penebaran jala pertama dilakukan oleh aparat negeri (raja)
               dan pendeta, kemudian disusul oleh seluruh masyarakat.

                   Peralatan  yang biasanya digunakan  oleh  masyarakat
               untuk menangkap ikan lompa adalah Jala, karoro, dan tanggu

               (alat  yang  terbuat  dari  kain  atau  jaring  yang  berukuran
               kecil  dan  dilengkapi  dengan  tangkai  menyerupai  alat

               timba, dioperasikan oleh satu orang). Jala yang digunakan
               memiliki  ukuran  mata  jala  3/4  inci.  Jala  dioperasikan  oleh

               satu  orang,  dilemparkan  ke dalam  air  dan  ditarik kembali.
               Karoro yang memiliki mata jaring 1/5 inci dioperasikan oleh

               dua sampai empat orang. Setiap anggota keluarga biasanya
               menggunakan satu sampai dua jenis alat tangkap.

                   Penggunaan jaring karoro untuk menangkap ikan lompa
               menunjukkan  adanya  pelanggaran sasi.  Penggunaan  jaring

               kororo terpaksa diperbolehkan karena sebagian masyarakat
               sudah  tidak mempunyai alat  tangkap  ikan  lompa  yang

               seharusnya akibat adanya konflik kemanusiaan yang terjadi
               pada tahun 1998 di Maluku.

                      Tidak  terdapat  pembatasan  areal  penangkapan
               ikan  lompa.  Siapa  saja  bebas  menebar  jala  di sepanjang

               kali,  bahkan  penangkapan  sampai  masuk  ke  dalam  area



                                                                          45
                                     ~~~ Kantor Bahasa Maluku 2017 ~~~
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60