Page 50 - MITOS-IKAN-LOMPA
P. 50

lompa sudah mulai diberlakukan sejak saat itu. Bagi anggota
          masyarakat  yang  melanggar  peraturan  ini  akan  dikenakan

          sanksi atau hukum sesuai ketetapan dalam peraturan sasi.
          Untuk anak-anak yang melakukan pelanggaran akan dihukum

          pukul  sebanyak  lima  kali.  Hukuman  tersebut  mengandung
          makna bahwa anak itu harus memikul beban amanat dari Soa

          (marga besar) yang ada di Haruku.
             Pada masa pemberlakuan sasi (tutup sasi), dilaksanakan

          upacara panas sasi. Dalam setahun upacara ini dilaksanakan
          sebanyak tiga kali, dan dimulai sejak benih ikan lompa mulai

          terlihat.
             Upacara  panas sasi  dilaksanakan  pada  malam hari,

          sekitar pukul 20.00 WIT. Acara dimulai saat semua anggota
          Kewang  telah  berkumpul  di  rumah  Kepala  Kewang  dengan

          membawa  daun  kelapa  kering  (lobe)  untuk  membuat  api
          unggun. Setelah melakukan doa bersama, api induk dibakar

          dan  rombongan  Kewang menuju  lokasi  pusat  sasi  (Batu
          Kewang sambil membawa api induk tadi.

             Di pusat lokasi sasi, Kepala Kewang membakar api unggun,
          diiringi pemukulan tetabuhan (tifa) bertalu-talu secara khas

          yang menandakan adanya lima Soa di Desa Haruku. Pada saat
          irama  tifa  menghilang, disambut  dengan  teriakan  sirewei

          (ucapan tekad, janji, dan sumpah) semua anggota Kewang



          40                     ~~~ Nita Handayani H. ~~~
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55