Page 51 - MITOS-IKAN-LOMPA
P. 51
secara gemuruh dan serempak.
Kepala Kewang kemudian menyampaikan kapata
(wejangan) untuk menghormati negeri dan para datuk serta
menyatakan bahwa mulai saat itu, di laut maupun di darat,
sasi diberlakukan (ditutup) seperti biasanya. Sekretaris
Kewang bertugas membacakan semua peraturan sasi lompa
dan sanksinya agar tetap hidup dalam ingatan semua warga
masyarakat.
Upacara ini dilakukan pada setiap simpang jalan di mana
tabaos (titah, maklumat) biasanya diumumkan kepada
seluruh warga, dan baru selesai pada pukul 22.00 WIT di
depan baileo (balai desa) di mana sisa lobe (daun kelapa
kering) yang tidak terbakar harus dibuang ke dalam laut
(Kissya, 2011).
2) Pemasangan Tanda Sasi Lompa
Kissya (2013) setelah selesai upacara panas sasi,
dilanjutkan dengan pemancangan tanda sasi (Gambar 5).
Tanda sasi biasanya disebut kayu buah sasi yang terdiri atas
kayu buah sasi mai (induk) dan kayu buah sasi pembantu.
Kayu ini terbuat dari tonggak yang ujungnya dililit dengan
daun tunas kelapa, (janur) dan dipancangkan pada tempat-
tempat tertentu untuk menentukan luasnya daerah sasi.
41
~~~ Kantor Bahasa Maluku 2017 ~~~