Page 3 - Book8-CBA.TI_Neat
P. 3

1. Paradoks Produktivitas Teknologi Informasi

                   Dalam kurun waktu 50 tahun terakhir, triliunan dolar Amerika telah diinvestasikan oleh
                   berbagai perusahaan untuk membangun teknologi informasinya. Tercatat pada tahun 2000
                   sekitar dua triliun dolar telah dialokasikan oleh berbagai perusahaan di seluruh dunia untuk
                   membeli dan menerapkan teknologi ini, dan diperkirakan pada tahun 2004 nilai ini akan
                   mencapai sekitar tiga triliun dolar (Strassmann, 1997a). Namun demikian, hingga saat ini
                   masyarakat dan para praktisi industri masih mengalami kesulitan untuk membuktikan atau
                   memperlihatkan bahwa investasi sebesar itu benar-benar tidak percuma, dalam arti kata
                   secara nyata terlihat adanya peningkatan output produk dan jasa yang diciptakan secara
                   signifikan (Strassmann. 1997b). Fenomena ”ketidakcocokan” atau ”ketidakseimbangan”
                   antara  besaran  investasi  yang  dikeluarkan  untuk  keperluan  teknologi  informasi  dengan
                   ukuran  total  output  yang  dihasilkan  dideskripsikan  sebagai  sebuah  ”IT  Productivity
                   Paradox”  (paradoks  produktivitas)  –  sebuah  isu  yang  hingga  saat  ini  masih  hangat
                   dibicarakan di kalangan akademisi maupun praktisi teknologi informasi semenjak tahun
                   1980-an (Roach, 1994).

                   Berdasarkan  fakta  dan  definisi  di  atas,  para  pakar  berusaha  keras  untuk  mendapatkan
                   penjelasan  yang  logis  mengenai  mengapa  fenomena  paradoks  produktivitas  tersebut
                   terjadi.  Dari  hasil  kajian  mereka,  alasan  mengapa  terjadinya  paradoks  tersebut  dapat
                   diklasifikasikan  menjadi  tiga  kategori,  yaitu  masing-masing  mengkristal  menjadi
                   kesimpulan sebagai berikut (Willcocks et al, 2000):

                       1.  Permasalahan analisa dan representasi data tidak memperlihatkan terjadinya
                          peningkatan produktivitas;

                       2.  Manfaat yang diperoleh oleh teknologi informasi tidak terlihat karena adanya
                          kerugian di area lain; dan

                       3.  Peningkatan produktivitas tidak terlihat karena adanya kegagalan penerapan
                          teknologi informasi atau tingginya alokasi biaya teknologi informasi.


                   AN AL I SA  DAN   REPRESE NT A S I   D A T A

                   Para ekonom mendefinisikan ”produktivitas” dengan cukup mudah, yaitu jumlah keluaran
                   (output)  dibagi  dengan  jumlah  masukan  (input).  Besaran  output  dihitung  dengan  cara
                   mengalikan  jumlah  produk  yang  dihasilkan  dengan  nilai  (value)  rata-rata  dari  produk
                   tersebut; sementara besaran input didapatkan dari jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk
                   menghasilkan seluruh output tersebut. Angka rasio yang didapatkan dari hasil pembagian
                   antara output dengan input di atas dikenal sebagai labor productivity. Jika sumber daya
                   lain seperti misalnya besaran investasi dan kebutuhan material dimasukkan sebagai bagian
                   dari  input,  maka  angka  rasio  yang  didapat  dikenal  sebagai  multifactor  productivity.
                   Ternyata di dalam dunia teknologi informasi, rumusan sederhana ini belum tentu secara
                   ”kongkrit”  memperlihatkan  atau  merepresentasikan  terjadinya  kenaikan  atau  penurunan
                   produktivitas  seperti  yang  umum  dipergunakan  pada  aktivitas  lain  seperti  proses
                   manufaktur  atau  produksi.  Hal  ini  disebabkan  karena  berbeda  dan  beragamnya  asumsi
                   terhadap variabel input maupun output yang  dipergunakan.

                   Misalnya  pada  industri  jasa  seperti  kesehatan  dan  pendidikan.  Sangat  sulit  untuk
                   menentukan kuantitas atau karakteristik seperti apa yang dikatakan sebagai sebuah output.



                                                               3
   1   2   3   4   5   6   7   8