Page 8 - Book8-CBA.TI_Neat
P. 8

dan  worth  bagi  sebuah  perusahaan  –  ditinjau  terlebih-lebih  dari  aspek  sumber  daya
                   finansial.

                   User Attitudes adalah cara pengukuran manfaat dengan cara melibatkan mayoritas user
                   atau pengguna teknologi informasi di dalam perusahaan. Melalui survei, jajak pendapat,
                   observasi, dan diskusi, masing-masing pengguna diminta untuk menyatakan penilaiannya
                   terhadap  setiap  aplikasi  yang  mereka  pergunakan,  terutama  berkaitan  dengan  seberapa
                   besar manfaat diterapkannya aplikasi tersebut untuk membantu aktivitas mereka sehari-
                   hari.  Semakin  positif  tanggapan  mereka,  semakin  dinilai  layaklah  investasi  teknologi
                   informasi yang telah dilakukan oleh perusahaan.


                   User Utility Assessment dipandang sebagai sebuah metodologi yang kontroversial karena
                   didasarkan pada asumsi yang sangat spekulatif. Prinsip yang dipegang dalam konsep ini
                   adalah bahwa semakin banyak dan semakin lama individu di perusahaan menggunakan
                   aplikasi teknologi informasi tertentu, semakin dianggap berhasillah penerapan teknologi
                   tersebut.  Sementara  semakin  sedikit  atau  semakin  banyak  individu  yang  menolaknya,
                   semakin dipandang tidak layak investasi yang telah dikeluarkan untuk membangun sistem
                   tersebut.  Paradigma  ini  dipergunakan  karena  anggapan  bahwa  semakin  sering  sebuah
                   sistem  dipergunakan,  berarti  frekuensi  transaksi  bisnis  yang  “dibantu”  dengan  adanya
                   sistem tersebut semakin tinggi – demikian juga dengan volume per transaksinya – yang
                   berarti  akan  semakin  banyak  manfaat  yang  telah  diperoleh  perusahaan  dengan  utilisasi
                   tersebut. Sebaliknya, utilisasi yang rendah karena tidak terpakainya sistem berarti adanya
                   “pemborosan”  sumber  daya  yang  selayaknya  tidak  terjadi,  yang  berarti  pula  bahwa
                   investasi yang telah dikeluarkan sia-sia adanya.


                   Value Added Analysis adalah pendekatan dimana analisa dimulai dengan cara mengkaji
                   nilai  atau  value  yang  diberikan  oleh  sistem  atau  aplikasi  teknologi  informasi  sebelum
                   menyentuh unsur pembiayaannya. Dengan kata lain, yang pertama-tama perlu dilakukan
                   adalah  menyetujui  akan  nilai  atau  manfaat  yang  diberikan  oleh  aplikasi  teknologi
                   informasi terlebih dahulu, baru kemudian mereka yang bersepakat duduk bersama untuk
                   mengkalkulasi biaya yang layak dikeluarkan untuk pencapaian value tersebut. Jika hasil
                   kalkulasi  tersebut  “berkenan”  di  hati  para  pengambil  keputusan,  maka  investasi  yang
                   dikeluarkan  dinilai  layak;  sementara  jika  tidak,  maka  rencana  membangun  dan/atau
                   mengembangkan sistem terkait terpaksa tidak dilakukan.


                   Return  on  Management  diperkenalkan  pertama  kalinya  oleh  Paul  Strassman  dalam
                   bukunya “Information Payoff” (Strassman, 1985) dan ditekankan kembali pada karyanya
                   “The  Business  Value  of  Computers”  (Strassman,  1990),  dimana  yang  bersangkutan
                   berusaha  memisahkan  apa  yang  dinamakan  sebagai  management  added  value  dengan
                   management cost dan kemudian membandingkan keduanya untuk diperoleh Return On
                   Management atau ROM. Konsepnya cukup jelas, yaitu sebagai berikut:

                       •  Semenjak sebuah sistem aplikasi teknologi informasi diterapkan, dihitunglah
                          seberapa besar pendapatan atau revenue yang diperoleh perusahaan.

                       •  Jika revenue tersebut dikurangi dengan Cost Of Goods Sold atau COGS dan
                          pajak, akan diperoleh profit margin atau business value added.

                       •  Dari business value added ini kemudian dikurangi dengan shareholders value
                          added (misalnya dalam bentuk pembagian deviden saham) dan operation costs





                                                               8
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13