Page 20 - Bahan Ajar Bu Erna
P. 20

10






                                                 PUCCECANG  PULLANDO
                                                Karya  Rosmadiana Tammalele
































                                                                 Sumber: Dokumentasi Rosmadiana Tammalele

                        Suasana  di  tanah  lapang  nampak  kebun  pohon  pisang  yang  buahnya  sudah
                        menguning.  Anak-anak  di  kampung  menjadikan  kebun  pisang  tersebut  sebagai
                        taman untuk bermain. Konon pada masanya maraqdia di kampung antah berantah
                        antara hewan dan manusia hidup rukun.

                        Riuh rendah hiruk pikuk manusia berseliwerang dimana-mana, suara anak-anak
                        berceloteh  memulai  permainan  mereka,  mattewa,  manggatta,  mappucca,  dan
                        manjekka, (semua bahagia). Tiba-tiba seorang asing datang melakukan perburuan,
                        kampung itu sudah tidak aman.
                                                           Adegan 1
                                                (Muncul Sosok Tokoh Manusia)
                         Pemburu       :  “Ah….tempat ini sangat cocok sekali bangun sesuatu atau
                                          tempat   yang   tentu  sangat menguntungkan  ahahhahaha”.
                                          (sambil berlalu)
                         (Muncullah anak-anak yang sedang bermain majjeka mattewa,..)
                         Koris         :  “Inggae manginooe”!
                         Anak 2        :  “Mangino apai macoa”?
                         Tiba-tiba datanglah beberapa anak menyanyi.
                         Anak 3        :  “Diang kande-kandeu ee, sigaoo melo’o mie nah sinikooo
                                          mappapiai i kindo gogos”
                         Anak (koor)  :  “Bengana  eee  (siwesomi,  nasirapaimi,  diangmo  melo
                                          mambuniang…”






                                            Drama Berbasis Kearifan Lokal Mandar
                                                                                                                 16
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25