Page 129 - Maluku dan Luwu CMYK.indd
P. 129

ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI KAWASAN INDONESIA TIMUR: MALUKU DAN LUWU



                   Bangsa Eropa lain yang ikut memasuki ajang “perburuan rempah-rempah”
               Nusantara adalah orang Belanda. VOC (Verenigde Oost-Indische Comapgnie) yang
               dibentuk pada 1602 merupakan sebuah federasi dari enam badan dagang yang
               sejak 1596 telah mengirimkan armada dagangnya ke bandar-bandar di Nusantara.
               Tempat-tempat  penting  yang  menghasilkan  komoditi  bagi  konsumen  Eropa―
               yakni rempah-rempah―dikuasainya dengan cara yang lebih luas, berbeda dengan

               tempat-tempat yang hanya dijadikan titik persinggahan atau jual-beli.

                   Walaupun perdagangan utamanya antara Batavia dan Negeri Belanda, VOC
               tidak meninggalkan perdagangan  dengan bandar lain  di  Asia  Tenggara  dan
               Asia Timur. Bila yang diangkut dari Batavia adalah rempah-rempah, maka yang
               dibawa dari Belanda berupa uang, barang-barang keperluan VOC, serta sedikit
               barang dagangan (Leirissa 1976).

                   Upaya Belanda  memonopoli  rempah-rempah  Nusantara dilakukannya
               dengan susah payah. Kenyataan menunjukan bahwa saudagar Tionghoa tetap
               aktif dalam perdagangan lada di sepanjang abad ke-17. Bahkan mere ka mampu

               mencegah Belanda menguasai  perdagangan  lada  di Kalimantan pada  1730.
               Kondisi itu menyebabkan rencana Belanda memonopoli pasar lada Eropa tidak
               begitu saja dapat dilaksanakan sehingga pada 1736 East India Com pany masih
               mampu mengimpor lada ke London dalam jumlah yang sama banyak dengan
               yang diterima VOC di Batavia dari seluruh kepulauan Nusantara (Boxer 1973).

                   Pada  era  perdagangan  rempah  di  Asia  Tenggara  terbentuk  jalur-jalur
               pelayaran yang menghubungkan antara tempat yang memproduksi dan tempat-
               tempat  untuk memasarkan.  Tercatat dalam  sejarah,  pulau-pulau  produsen
               rempah ada di kawasan timur Nusantara, seperti Ternate, Tidore, Bacan, Moti,

               dan  Kepulauan  Banda.  Nusatenggara―yang  pernah  disebut  Kepulauan Sunda
               Kecil―juga dikenal sebagai penghasil kayu-kayuan yang beraroma harum seperti
               kayu cendana dan gaharu.

                   Dari tempat-tempat penghasil komoditi perdagangan yang sangat digemari
               itu, rempah dan kayu-kayuan dipasarkan ke seluruh penjuru dunia dengan cara
               estafet, dari pelabuhan penghasil ke pelabuhan lain yang sejauh jangkauan kapal
               dan perbekalannya. Dari pelabuhan singgah tersebut kemudian diteruskan lagi
               ke pelabuhan tempat dipasarkan.




                                              113
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134