Page 125 - Maluku dan Luwu CMYK.indd
P. 125

ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI KAWASAN INDONESIA TIMUR: MALUKU DAN LUWU



               hubungan dagang dengan Maluku (Groeneveldt 1960). Nama Gresik disebutkan
               dalam Hikayat Maluku.

                   Kehadiran orang Portugis di Nusantara bermula dengan penjelajahan di pantai
               barat Afrika sejak abad ke-15. Keinginan menemukan jalur ke Nusantara sebagai
               cara mencari kekayaan melalui perdagangan merupakan faktor pendorongnya.
               Di dalamnya terkandung maksud mengalihkan lalu lintas perda gangan melalui

               jalur baru. Diperhi tung kan, hal tersebut  akan merugikan bangsa-bangsa  yang
               sampai saat itu menguasai rantai perdagangan Asia-Eropa, di antaranya bangsa
               Turki,  yang ketika  itu sedang  menyerang  kerajaan-kerajaan  Eropa. Itu  dapat
               dikategorikan sebagai alasan politis bangsa Portugis. Adapun alasan lain yang
               mendorong penjelajahan itu adalah rasa tanggung jawab mereka atas penyiaran
               agama, pengabdian terhadap agama Kristen sehingga dapat dilihat pula alasan
               keagamaan di baliknya.

                   Maka, pada awal abad ke-16, faktor baru masuk dalam konstelasi kekuatan
               ekonomi,  politik,  dan  religi  di  Nusantara,  yakni  ketika  Malaka―pusat  per-

               dagangan utama antara Maluku dan India―direbut Portugis pada 1511. Peristiwa
               tersebut diikuti dengan malang-melintangnya armada kapal mereka di perairan
               antara Jawa dan Maluku. Puncaknya terjadi pada 1522 ketika mereka mendirikan
               ben teng di Temate. Semua itu adalah kelanjutan dari kegiatan os descobri mentos
               atau ‘penjelajahan dan penemuan’ dalam  sejarah Portugal yang  meru pakan
               seculo domo atau  ‘abad/zaman  keemasan’ pada  lintasan sejarah bangsa  itu.
               Tujuan jangka panjangnya jelas, yakni menguasai perdagangan Asia-Eropa yang
               dapat dicapai dengan menguasai lautan.

                   Orang  Portugis jelas mencium  peran Malaka  sebagai  bandar  yang  amat

               penting. Keletakannya yang strategis menjadi tumpuan hubungan dagang re-
               gional  Asia  Tenggara  dan  internasional. Dari  barat,  berdatangan  kapal-kapal
               saudagar  Pegu, Benggala, Srilanka (Serendib,  menurut  pelaut Arab) dan Goa.
               Mereka adalah perantara lalu lintas komoditi Barat dan Timur. Dari arah timur,
               kedatangan saudagar Siam, Tiongkok, dan Jepang meramaikan jual-beli berbagai
               jenis barang dagangan yang dibawa dan yang diperlukan. Jung Tiongkok datang
               ke Malaka membawa sutra, keramik, dan sebagainya. Sedangkan barang utama
               yang dibawa balik ke Tiongkok berupa lada, gaharu, rempah, dan hasil hutan





                                              109
   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130