Page 120 - Maluku dan Luwu CMYK.indd
P. 120
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI KAWASAN INDONESIA TIMUR: MALUKU DAN LUWU
Kuntze) hanya tumbuh di Ternate, Tidore, Moti, Makian, dan Bacan. Pala dan
lapisan pembungkus kulit biji (fuli) diperoleh dari pohon pala (Myristica fragrans,
Linnaeus) terdapat di pulau karang Banda. Setelah 1550, pohon-pohon ditanam
di kawasan lain di Nusantara. Dengan kemajuan teknologi budi daya tanaman,
pada akhirnya dapat ditanam di beberapa tempat di dunia seperti di Pulau
Zanzibar yang letaknya di sebelah timur Tanzania, timur benua Afrika di Samudra
Indonesia.
Melalui komoditi cengkih dan pala, dapat dite lusuri jalur-jalur pelayaran
dan perdagangan yang menunjukkan seberapa jauh hubungan Maluku dengan
dunia luar. Sebuah sumber ter tulis Romawi dari Plinius Major (tahun 75 Masehi)
menyebutkan garyophyllon (nama tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di
hutan sakti India). Diduga, garyophyllon adalah cengkih, dan telah dikenal di
1
benua Eropa pada awal abad Masehi (Rouffaer 1905). Namun, jauh sebe lum itu
orang-orang di Mesopotamia sudah menggemari cengkih. Hal itu terbukti oleh
penemuan jambangan berisi cengkih di gudang dapur sebuah rumah di Situs
Terqa, Eufrat Tengah, Syria, salah satu wilayah peradaban Mesopotamia. Saat
ekskavasi arkeologis dilakukan, arkeolog Italia Giorgio Buccellati begitu terkagum-
kagum atas temuannya yang berupa sebuah wadah berisi benda seperti cengkih.
Rupanya ia menggali rumah seorang saudagar yang berasal dari masa 1.700 SM di
Terqa. Awalnya, sang arkeolog ini tidak percaya atas temuannya namun setelah
diteliti bersama seorang rekannya, ahli paleobotani bernama Kathleen Galvin, ia
yakin bahwa benda yang ditemukannya memang cengkih. Galvin menegaskan
bahwa cengkih di dunia ini hanya dihasilkan di Kepulauan Maluku.
1 Orang Tionghoa rupanya sudah mengetahui bahwa cengkih hanya dapat diperoleh dari Maluku,
“hanya satu tempat di laut selatan yang memproduksi cengkih . . .” (Groene veldt 1960).
104