Page 124 - Maluku dan Luwu CMYK.indd
P. 124
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI KAWASAN INDONESIA TIMUR: MALUKU DAN LUWU
memunculkan arti lain rempah sebagai komoditi yang menyebabkan bangsa
Eropa mendatangi Nusantara untuk mem perolehnya dari tangan pertama.
Dalam konteks ini rempah-rempah adalah cengkih, pala, lada, kayu manis,
dan lain-lain. Pada saat itu, perahu yang memanfaatkan angin sebagai tenaga
penggerak sangat berperan. Tanpa perahu atau kapal, eksplorasi, kolonisasi,
ataupun perkem bangan umum sebagian besar dunia, merupakan hal yang tidak
akan begitu saja terwujud. Sejak abad pertama tarikh Masehi, masyarakat di
Nusantara telah memiliki hubungan dagang dengan wilayah-wilayah lain. Ada
rute dagang dari Tiongkok melalui Nusantara ke India, Persia, Mesir, Eropa, dan
sebaliknya. Barang dagangan yang dihasilkan Nusantara adalah rempah-rempah
yang terutama berasal dari Maluku. Saudagar Jawa dan Sumatera membawa
barang itu ke pusat perdagangan di kawasan Nusantara barat. Selanjutnya
mereka atau para saudagar dari India, mengangkutnya ke India. Di sana telah
menunggu saudagar-saudagar Asia Barat (orang Persia dan Arab, mula-mula
juga orang Yunani dan Mesir), yang selanjutnya membawa rempah-rempah tadi
bersama barang lain ke pasaran Timur Tengah dan Eropa. Rute dagang itu tampak
bagaikan sebuah rantai yang terjalin dari beberapa mata rantai.
Penduduk Sumatera yang berada di ujung barat Nusantara telah melibatkan
diri dalam perdagangan antara Tiongkok dan India sejak abad ke-5 dan ke-6
(Selling 1981). Mulai abad ke-7, secara teratur para saudagar Arab yang keba-
nyak an datang dari India berlayar ke Asia Tenggara. Perdagangan secara meluas
tidak saja dilakukan di Nusantara, malahan mencapai Tiongkok sebelah selatan.
Lada dan bermacam rempah lain yang dihasilkan dari Lampung dan Jawa Barat,
dan kayu harum, adalah komo ditas yang dicari saudagar asing (Hall 1968).
Sejak lama, Gresik di Jawa Timur juga merupakan sebuah mata rantai
pelayaran dan perdagangan di kawasan Asia Tenggara. Di Leran masih tersimpan
data pertanggalan yang dihubungkan dengan keberadaan komunitas Islam yang
paling tua di Asia Tenggara, ialah nisan Fatimah binti Maimun yang berangka
tahun 495 Hijrah atau sekitar 1101 Masehi (Ambary 1998). Lokasi sekitarnya
mengandung sisa kehidupan sebuah bandar abad ke-10 hingga abad ke-14
Masehi (Situs Pasucinan), yang mampu menempatkannya sebagai alternatif dari
lokasi Gresik awal. Temuan keramiknya bertanggal abad ke-10 hingga abad ke-14
didominasi produk dinasti Song-Yuan. Dari Gresik banyak saudagar mengadakan
108