Page 193 - Maluku dan Luwu CMYK.indd
P. 193

ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI KAWASAN INDONESIA TIMUR: MALUKU DAN LUWU



               berupa alat-alat keselamatan namun berupa doa dari sang syekh. Gelaran dabus
               diiringi dengan pembacaan ayat-ayat al-Quran dan puji-pujian kepada Allah serta
               tabuhan rebana. Pemainnya bisa siapa saja, bahkan perempuan, asalkan seorang
               muslim dan dalam kondisi bersih lahir-batin. Tetapi dalam praktik jarang sekali
               dilakukan  oleh perempuan  apalagi  jika yang  bersangkutan  sedang haid. Para
               pelakon wajib berwudu terlebih dulu dan menjaga kebersihan hati sebelum turun

               ke arena pertunjukan.

                   Salah satu fungsi dabus yang mungkin tak banyak diketahui adalah sebagai
               instrumen perang khususnya dalam mengusir penjajah di tanah Maluku Utara.
               Salah satu bentuk kehebatan  berperang  zaman silam adalah  kemampuan
               melakukan dabus.

                   Tadisi lain adalah ‘pukul sapu’ yang diselanggarakan setiap tahun seusai bulan
               suci Ramadhan untuk mengawali bulan Syawal. Acara ritual pukul sapu mulai
               disemarakkan  dengan  atraksi-atraksi  sawat,  hadrat, dan seni  buju anak para
               tidor. Kekayan peradaban Islam ini setiap bulan Syawal diberlakukan puasa sunat

               selama 6 hari menjelang pukul sapu mulai dari tanggal 2 hingga 6 Syawal. Setelah
               puasa, digelar tahlilan untuk mendoakan para leluhur. Sementara itu, ada yang
               bertugas mengambil lidi dari pohon enau. Setelah itu, membuat minyak mamala
               dengan menggunakan guci dan membaca ritual di rumah raja Mamala. Minyak
               mamala setelah ritual pembacaan mantra, minyak mamala didistribusikan dalam
               botol-botol kecil untuk persiapan masing-asing kelompok saat acara pukul sapu
               dimulai.

                   Sebelum  acara pukul  sapu  (uku ala  maihate) dimulai,  dilakukan  persiapan
               personel sebanyak seratus orang yang dibagi menjadi dua kelompok. Masing-

               masing kelompok  berjumlah  50 orang berbaris  dengan  deretan  yang teratur
               seperti saf pada saat salat. Setiap orang mendapat satu genggam sapu lidi yang
               siap dipakai  unuk memukul  lawan mainnya.  Permainan  ini menelusuri  lorong
               dan menyanyikan lagu spiritual sebagai spirit membangkitkan semangat jihad.
               Disediakan  jeda waktu  sekitar 1-3 menit bagi  peserta  untuk  saling berbalas
               cambukan dengan sapu lidi yang telah disiapkan.

                   Di daerah Kabupaten Maluku Tengah dikenal tradisi abda’u yang dilakukan
               pada setiap hari raya Idul Adha. Ritual abda’u dilakukan setelah selesai salat Idul




                                              177
   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198