Page 35 - Maluku dan Luwu CMYK.indd
P. 35
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI KAWASAN INDONESIA TIMUR: MALUKU DAN LUWU
negerinya dan mendirikan sebuah gereja di Kampung Maena. De Payva juga
berhasil mengkristenkan Raja Bacukiki dan Raja Siang (Wessels 1949: 54).
Keterangan lebih jauh mengenai perkembangan agama Katolik di tiga
kerajaan tersebut termuat dalam surat Pinto, pengikut Vicente Viegas, seorang
misionaris di Makassar, tertanggal 7 Desember 1548:
Pada tanggal 20 November 1548 saya tiba kembali ke Malaka dan dari
perjalanan saya ke Macacares (Makassar), dan oleh karena saya bersama
Pater Vicente Viegas telah tinggal selama tiga tahun di sana, maka saya
merasa wajib memberitahukan kepada Bapak Uskup soal keadaan di
daerah itu dan mengenai orang-orang Kristen, berkat hasil usaha Pater
Vicente Viegas.
Di sana saya telah diterima oleh seorang raja Kristen; raja Daerah
Suppa yang bersama dengan isteri dan anaknya, serta sejumlah besar
rakyatnya, merupakan orang pertama yang bertobat menjadi Kristen.
Raja Suppa itu merasa heran karena sampai sekarang tidak ada juga
misionaris datang.
Dari Raja Suppa kemudian saya menghadap seorang raja lain, yang
lebuh besar dan lebih berkuasa. Gelarnya maharaja dan ayah mertua
Raja Suppa. Tempat kedudukannya lebih masuk ke dalam, sejauh lima-
enam mil, namanya Sidenre (Sidenreng). Jumlah rakyatnya paling banyak,
konon ada 300.000 orang . . ..
Saya tinggal di sana (Sidenreng) selama delapan bulan. Selama itu
saya selalu dijamu dengan mewah oleh sang raja dan setiap hari dia selalu
berbicara dengan saya mengenai pengiriman imam. Sedapat-dapatnya
saya, saya selalu mohon maaf kepada raja, agar dia tidak merasa kecewa
dan berbesar hati.
Sesudah itu saya mengunjungi Macasares. Di sana saya pergi ke
Siang (Pangkajene). Dahulu Raja Siang itu Kristen dan sangat bersahabat
dengan kita. Sebagian besar rakyatnya pun sudah Kristen. Tetapi raja
Kristen itu sudah meninggal, sudah digantikan adiknya, yang belum
memeluk agama Kristen. Saya bertanya kepadanya, apakah dia ingin
menjadi Kristen. Dia menjawab, ”Ya, dan saya akan melakukan yang telah
dilakukan saudara saya.” Selanjutnya dia berkata, ”Sebaiknya jika di sini
didatangi misionaris-misionaris dan sejumlah orang Portugis, yang suka
tinggal menetap di kerajaan saya (Sewang 2004: 57).
19