Page 46 - SEJARAH SOSIAL DAERAH KOTA BENGKULU
P. 46

Sejarah  Pertambangan  Di  Lebong  Sulit
                Pada  tahun  1902  Lebong  Sulit  Mining Co  mendapat  kon-
           sesi Lebong Sulit.  Lalu pada tahun itu juga dipindahkan pada ta-
           hun  1910 persediaan telah habis tambang ditutup.


           G e ologi
               Menurut  Hovig,  pyroxine  andesit  dan  trachyt  terdapa1
           bersama-sarna  dengan  sedimen  tertier tengah.  Endapan bijihnya
           terdapat  suatu  vein  yang  baik  terletak  di  antara  andesit  dan
           tracyt  atau juga dalam  andesit. Arah  Utara  60°  Barat kemiring-
           an  harnpir  tegak  lurus  terdapat  beberapa  patahan  melinta ng
           dengan  arah  antara  20°  - 55°  Utara Timur.  miring  75°  Timm
           Laut .
               Panjang  vein  diperkirakan  2  kilometer. tetapi  ternyata  ha-
          nya  300 meter.  Kandungan  mineral:  pyrit, sphalerit,  chalco11.r-
          rit.  Mangan  tidak  terdapat.  Emas l1anya  5017c  yang dapat dioil'h
          secara  amalgamasi  karena  mengandung selenium.  Perbandingan
          emas dan perak  l  : 1.6 - 3. Pengolahan secara cyanidasi.

          Sejarah  Pertambangan  Di  Simau
               Tahun  190 l  "Le bong Goud Syndicaat membentuk "Goud
          Exp/oratie  Mij  Simau "  dan  tahun  1907  berubah  nama  menjad i
          My nbouw  Glumbuk  memperoleh  konsensi  Glumbuk .  Pada  ta-
          hun  1916  Mijbouw  Maatschappy  Simau  memperoleh  konsL·si
          Sirnau. Tahun  1917 konsesi ini dijual pada Mijnbouw Mij Simau
          dan  tahun  1925 diperoleh  konsesi  Lalangi.  Tambang  Simau da-
          lam  30  tahun  menghasilkan  81.000.000  gulden  merupakan
          penghasilan emas yang besar di Asia Tenggara.

          Geologi
               Urutan  batuan urnur ( dari  paling tua-muda) adalah sebagai
          berikut:
          1)   Batuan granodeorit,  terdapat hanya pada beberapa tern pat.
          2)   Andesit  tua, lebih  tua  dari mineralisasi, mengalarni propili-
               tasi dan silitifikasi.


                                                                    37
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51