Page 91 - SEJARAH SOSIAL DAERAH KOTA BENGKULU
P. 91
r:::::!I"----- -------- -------··---- ------ -------
bangsa pendatang lainnya seperti India, Cina, Belanda dan
lain-lain. Kejelasan sebagai orang Melayu tampak pula dari
dialek bahasa daerah yang dipergunakan, yang oleh penulis asing
menyebutnya dalam Peta Bahasa sebagai bahasa Melayu Per-
tengahan. Predikat pertengahan atau tengah ini menunjukkan
kedudukan sesial geografis dan budaya bahasa daerah yang
terletak antara kelompok etnis bahasa Daerah Riau, Palembang
dan Minangkabau.
Di zaman jajahan Belanda luas Kota Bengkulu hanyalah
2
sekitar 18 km , namun daerah pengaruh dan operasi lingkungan
2
perkotaan tampak meluas sekltar 240 km , yakni hingga batas
pelabuhan Silebar Selatan dan daerah Kerajaan Sungai Lemau di
Utara. Karena itu pada lingkungan kota kita akan menemui lagi
dialek bahasa Melayu lain seperti bahasa Daerah Lembak di
sepanjang hulu Sungai Serut dan di sekitar Danau Dusun Tak
Sudah. Bahasa Serawai di bagian selatan kota serta bahasa
Rejang di bagian utara Kota Bengkulu.
Letak Kota Bengkulu cukup strategis, yakni di bagian barat
Sumatera bagian selatan diapit oleh daerah Sumatera Barat.
Riau dan Jambi di bagian utara, Palembang di bagian timur,
Lampung di bagian selatan, seta Samudra Indonesia yang
terhampar luas di bagian baratnya.
Sejak abad ke-16 daerah itu sudah terkenal sebagai penghasil
dan pengekspor lada atau mrica. Karena potensi yang ada pada
daerah ini pula mengundang berbagai suku bangsa atau kerajaan
lain datang ke Bengkulu. Pada masa pemerintahari Kerajaan
Banten di bawah Sultan Hasanuddin hingga Sultan Agung
Tertayasa daerah Bengkulu termasuk dalam kelompok sekutu
dan pengaruh kekuasaan Banten. Pada masa-masa selanjutnya
hingga tahn 1824 Bengkulu dikuasai oleh lnggeris, dan sejak
tahun 1824 hingga tahun 1942 Bengkulu dikuasai oleh kolonialis .f
bangsa Belanda.
Dua buah kerajaan yang terkenal adalah Kerajaan Silebar di
bagian selatan kota dan Kerajaan Sungai Lemau di bagian utara
82 .