Page 86 - SEJARAH SOSIAL DAERAH KOTA BENGKULU
P. 86

I)  Yayasan  Semarak  Bengkulu (tahun  1931) membangun se-
                   kolah HIS Rejang Setia di Curup,  Schahel School (Sekolah
                   Kita)  di  Manna,  dan  MULO  di  Kota  Bengkulu.  Bekas
                   bangunan  MULO  itu  hingga  sekarang  masih  ada,  dan  di-
                   manfaatkan  untuk  SPG,  Akademi  Administrasi  Negara
                   (AAN) dan Universitas Semarak bengkulu (UNSEB).
              2)   Organisasi  Muhammadyah  mendirikan  SERUM  (Sekolah
                   Rakyat  Umum  Muhammadiya),  Mu'alimin  dan  HIS  Mu-
                   hammadyah.
              3)   Organisasi  keagamaan  Islam  yang lain,  mendirikan  : MAS
                   (Muawanatul  Chair  Arabisch  School) tahun  1937,  Tashi-
                   nul Chair di Bengkulu tahun 1933. 7)
                   Bersamaan dengan itu dibangun  pula  Fatimah  tu!  Zahra,
              yaitu  semacam  kursus  keagamaan  (tempat  pengajian)  wanita
              dan  Pendidikan  Taman  Siswa  di  Kampung  Tengah  Padang,
              Kota Bengkulu.
                   Pada  Zaman  Jepang sekolah-sekolah  yang berbau  Belanda
              di  lenyapkan. Kemudian  dibuka sekolah-sekolah  rakyat dengan
              masa  belajar  6  tahun.  Selain  itu  dibuka  pula sekolah lanjutan,
              kursus  perkapalan  dan  sekolah  pertanian.  Kemajuan sekolah di-
              ukur dengan  konsep  pemerintah  militer Jepang. Sega1a  kegiatan
              sekolah  harus  diarahkan  untuk  kemenangan  militer Jepang me-
              lawan tentara Sekutu. Bahasa Belanda dilarang, Bahasa Indonesia
              harus  dikembangkan,  sedangkan  bahasa  Jepang  merupakan
              pelajaran wajib yang menentukan.
                   Pendidikan kemanusiaan  dalam  arti yang sebenamya tidak
              terlaksana dengan baik. Sistem penjajahan Jepang sangat  kejam.
              Penderitaan  rakyat  mengakibatkan  rakyat  hampir  putus  asa
              dan kehilangan harga  diri.  Tetapi justru itu pula yang memper-
              tebal  semangat  juang dalam  merebut dan mempertahankan ke-
              merdekaan  dari  tangan  penjajah.  Pendidikan  yang  bersifat


              7)   Departemen  Pendidikan  dan  Kebudayaan,  Proyek  Penelitian  dan Pencatatan
                   Kebudayaan Daerah, Sejarah Daerah  Bengkulu, tahun 1978/1979 hal. 78 dan
                   115.


                                                                        77
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91