Page 81 - SEJARAH SOSIAL DAERAH KOTA BENGKULU
P. 81
-~..,........,...----------·· -·· -········- -. ··--·-···----------.
Sampai saat ini kita masih dapat menyaksikan bekas-bekas
benteng pertahanan lnggeris di daerah Bengkulu seperti: Ben-
teng Anna di Muko-Muko, Benteng York dan Benteng Mar-
borough di Kota Bengkulu dan Benteng Linau di Bintuhan.
Selama masa penjajahan Inggeris itu, masyarakat Bengkulu
menerima kesenian Tabot dari orang-orang Sipahi dan India
yang datang sebagai buruh pada pihak lnggeris. Kesenian
Tabot menggfilnbarkan peperangan dan gugurnya cucu Nabi
Muhammad yang bernama Hasan - Husen. Sampai saat ini
tetap hidup sebagai kesenian daerah dan musim perayaan-
nya berlangsung selama 10 hari yakni dari tanggal 1 sampai
dengan 10 Muharam tahun Hijrah.
Selama penjajahan Belanda, keadaan sosial, ekonomi dan
· kebudayaan tidak berkembang dengan pesat. Hasil bumi seperti
Jada, kopi, dan cengkih semakin menurun. Belanda berusaha
mengatur penghasilan dan penjualan hasil bumi terutama
Jada. Selain itu juga mengatur tanam paksa untuk mengerja-
kan penanaman kopi, pembuatan pelabuhan, dan pembuatan
jalan-jalan seperti jalan antara Bengkulu - Manna dan Beng-
kulu - Curup. Pembuatan jalan-jalan marga diserahkan kepada
marga yang bersangkutan. Dalam rangka usaha keuangan ne-
gara, Pemerintah Belanda menggantikan pajak keluarga menjadi
pajak kepala. Penggantian dan penaikan pajak ini merupakan
beban berat bagi rakyat, sehingga di daerah Bengkulu sering
terjadi perlawanan terhadap penjajah Belanda. Sebagai puncak-
nya adalah terbunuhnya Asisten Residen Knoerle di Mentiring
(1833), Asisten Residen van Amstel dan Kontroler Cartens
(2 September 1873) di Dusun Bintunan Kabupaten Bengkulu
Utara. Sampai hari ini, batu peringatan tentang kematian asis-
ten residen dan kontroler yang didirikan oleh Pemerintah
Belanda masih berdiri dengan kokoh di Dusun Bintunan.
Usaha-usaha di bidang pendidikan baru dimulai secarajelas
setelah berlangsungnya Politik Etis di Indonesia. Dalam pada itu
sistem pendidikan yang dijalankan adalah sistem pendidikan
kolonial di mana kepentingan dan keuntungan berada di pihak
72