Page 80 - SEJARAH SOSIAL DAERAH KOTA BENGKULU
P. 80

Indrapura  itu  menjadi  hubungan  perdamaian  antara  kedua
                                            6
          Kerajaan Aceh dan Banten tersebut. )  •
               Ketika kekuasaan  Aceh  tidak lagi  terasa di  sebelah selatan
          Sungai  Sungkel,  maka voe dapat berkuasa di  pantai barat  Su-
          matera.  Pada tahun  1664 mereka mendirikan kantor dagangnya
          di Bengkulu, tetapi dalam tahun 1670 Belanda sudah terusir lalu
          meninggalkan kota tersebut. Hal ini disebabkan voe tidak kuat
          menghadapi  politik  ekonomi  Sultan  Ageng  Tirtayasa  (1651-
          1683)  yang  berusaha  keras  menjadikan  Banten  sebagai  bandar
          internasional,  pusat jual beli lada. Lagi pula penduduk Bengkulu
          tidak suka kepada sistem monopoli perdagangan Belanda.
               Belanda  lalu  kembali  ke  Batavia  dan  bersiap  menguasai
          Bengkulu  dengan  cara  menaklukkan Banten dan Lampung ter-
          lebih dahulu. Untuk mencapai maksudnya, Belanda ikut campur
          dalam  perang  antara  Sultan  Haji  melawan  Sultan Agung  Tirta-
          yasa  ( 1682).  Sekalipun  dalam  perang saudara  ini  Sultan  Haji
          menang, dan Belanda mendapat hak monopoli lada sejak tanggal
          22  Agustus  1682,  namun Bengkulu juga tidak berhasil ditakluk-
          kannya,  sebab  Inggris  lebih  dahulu  berhasil  mendirikan kantor
          dagangnya  di  Bengkulu  ( 1685).  Barulah  pada  tahun  1825
          dalam  rangka  realisasi  Treaty  of London  ( 1824'  Belanda  ber-
          hasil  menguasai  daerah  Bengkulu  sampai  dengan  masuknya
          penjajahan Jepang tahun 1942.
              Selama  Pemerintah    Jajahan  Inggeris  berkuasa  di  Beng-
          kulu,  tidak  banyak  pengaruh  kebudayaannya  yang  dapat  di-
          serap,  sebaliknya  pemerintah  Inggeris  pun  tidak  mencampuri
          keadaan  perkembangan  sosial  kebudayaan  daerah.  Mereka
          datang  untuk  mendapatkan  monopoli  perdagangan  lada
          (pepper),  seraya memperkuat  pertahanan dan keamanan  dalam
          rangka  menghadapi  persaingan  dan  tantangan  dari  serikat
          dagang asing lain, terutama voe.



          6)Dr.  Edi S.Ekajati, Seri Sejarah Indonesia, Penyebaran Agama Islam di Pulau Suma-
          tera, ha1. 40-41.


                                                                    71
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85