Page 92 - SEJARAH SOSIAL DAERAH KOTA BENGKULU
P. 92
Kota Bengkulu sekarang. Dalam tradisi lisan dan tambo Bengkulu
menyebut bahwa raja yang terkenal adalah Ratu Agung. Ia
masih keturunan raja-raja dari Majapahit. Semula Kerajaan
Sungai Serut berkedudukan di daerah Bengkulu Tinggi (antara
Bukit dan Kampung Kelawi, sekarang), kemudian kerajaan
berlanjut dengan nama Kerajaan Sungai Lemau berkedudukan
di sekitar Desa Pondok Kelapa.
Sebelum kota itu mendapat nama Bengkulu, ia lebih dikenal
dengan nama Sungai Serut, Palembang masih bernama Selabar
Daun. Nama Bengkulu diangkat dari sebuah cerita sejarah
tentang pertempuran kelompok orang-orang Aceh yang tidak
berhasil melamar dan mendapatkan Puteri Gading Cempaka
Anak Ratu Agung sebagai isteri keluarga Raja Aceh. Dalam
pergolakan itu salah seorang pemimpin peran putra Bengkulu
menyerukan "empang ka hulu, empang ka hulu" artinya
hambati perjalanan ke hulu melalui sungai dengan cara meng-
hanyutkan sebanyak mungkin "rebo" a tau kayu-kayuan sampai
ke muara, sehingga laskar orang Aceh tak berhasil menghulu.
Dari kata empang ka hulu kemudian lahirlah nama Bangkahulu
9
atau Bengkulu. )
Dalam hubungan perdagangan kedua kerajaan tersebut
ramai dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari daerah lain.
Masing-masing kerajaan memiliki pelabuhan alam dan per-
kembangan kota sendiri-sendiri. Betapa luas dan bagaimana
keadaan tata kota serta jumlah penduduk penghuni sebenamya
tak dapat diketahui secara jelas. Pada situs-situs kerajaan, kita
hanya menemui sedikit saja peninggalan-peninggalannya. Hal ini
dapat dipahami bahwa bahan bangunan istana atau benteng
kerajaan masa itu tidak lebih dari bahan kayu, bambu, nibung,
rotan, ijuk, dan bahan-bahan alam lainnya.
Tentang Bengkulu dengan pelabuhannya Selebar dapat kita
ketahui dari beberapa catatan dan buku-buku karangan oran~
9) Naskah Melayu No .. 143 Aksara Arab, bahasa Melayu dan Naskah Melayu No.
148 tulisan latin, bahasa Melayu pada Museum Nasional, Jakarta.
83