Page 100 - SEJARAH KEBUDAYAAAN MALUKU
P. 100
Telah gugur seorang di antara mereka
Mereka turunkan Laisina
sedih sungguh sedih
Ia turun sambil meratap
Ia turun tinggalkan Khatam sunah-sunah
terbengkalai di Lounussa
Dilampauinya Wai Tanussa
Dihindarinya negeri Matasira
sedih, sungguh sedih
Gugurlah destar tanda sembahyang dari kepalanya
Dititipnya di Lounussa kepada kedua abangnya
raja Pelau dan raja Ruhomoni
Destar itu ada mereka simpan
agar tidak seluruh pujaannya lenyap
Ia membelakangi negeri Matasiri
Ratap meliputi keduanya [Kabau dan Kailolo]
Mereka berjalan menyeberang sungai Marikia
dan melintasi sungai Waipia
Kiranya ia sadar baik-baik
Jalannya menyusur pantai menjelajah pecahan ombak
Ia muncul di labuhan Rakanyawa [Hulaliu]
Kemudian mendaki ke Haturesi
Mendaki negeri Haturesi
dengan gugur air mata keduanya
Telah dicampakkannya hanyut mesjid asalnya
mesjid Mambuasa
Dibangunnya gereja Theos untuk Haturesi
Gugur air matanya
Sungguh sia-sia suratan-suratan dan doa-doa
Ibarat batu-batu yang telah tenggelam
Tenggelam dalam simpanan
Hanya tinggal sebagai pujaan bagi ikan-ikan lautan
Mereka turun ke Hatumalata
Menimba air memang sukar
Kalau mereka menuju Wai Uta Tulano
pun menimba air yang serba kering
Mereka telah mendirikan gereja Theos
Untuk mengajak orang Portho dan Haria
Lonceng gereja itu sebagai pengganti beduk mesjidnya
Pada akhimya aku kasihani dia
Kucari apa kekurangannya!
84