Page 32 - SEJARAH KEBUDAYAAAN MALUKU
P. 32

Maluku Tengah
               Tentang masuknya Agama Islam di Maluku Tengah, Imam
           Ridjali yang menulis Hikayat Tanah Hitu menyebutkan bahwa
           pada  tahun  1470  negeri  Hitu  sudah  mulai  mengadakan
           hubungan  perdagangan  dengan  Japara  di  Pulau  Jawa.
           Dikatakan bahwa Empat Perdana keempat yang dipimpin oleh
           Perdana Djamilu  (Perdana Tanahitumessing)  telah menyuruh
           orang ke Japara untuk mengadakan perjanjian dagang dengan
           Pangeran  Japara  (penguasa  Japara)  yang  bernama  Nyai
          Bawang. Dengan demikian terjadilah hubungan dagang antara
          Hitu dan Japara, kemudian beberapa orang Hitu telah pergi ke
          Jawa  untuk  belajar  hukum  Islam.  Ridjali  dan  tradisi  lisan
          setempat juga menyebutkan nama Syekh Maulana Abubakar
          Nasidik yang berasal dari Tuban, menjadi Imam dan penguasa
          pertama di Hitu.  Tradisi lisan itu menyebutkan bahwa jazirah
          Leihitu  mulai  berkembang sejak  munculnya  para  pendatang
          muslim  dari  Arab  dan  Persia  sejak  abad  ke-12.  Mereka  itu
          datang  dengan  tujuan  berdagang sambil  berdakwah.  Tradisi
          lisan itu dapat dihubungkan dengan keberadaan 2  (dua)  buah
          naskah di desa Hitu yang berangka tahun 1234, dan salah satu
          diantaranya ditulis oleh seorang tokoh bernama Kulaba. Kedua
          naskah  itu  memuat  Riwayat  Nabi  Muhammad  dan  Hukum-
          hukum  Islam serta Hukum  Kawin.  Dengan demikian  diduga
          proses  Islamisasi  di  Hitu  telah dimulai  sejak abad  ke-12  dan
          pada  abad-14  telah  terbentuk  suatu  kekuasaan  tradisional
          bercorak Islam yang kemudian terkenal dengan "Kerajaan Hitu"
          yang di pimp in "Em pat Perdana".

              Sementara itu Paramita R. Abdurrahman, dalam tulisannya
          berjudul  Peninggalan-peninggalan  Berciri  Portugis  di  Ambon
          menyebutkan bahwa agama Islam datang ke kepulauan Maluku
          dan  Banda  pada pertengahan  abad  XV,  dan  para pedagang
          Muslim itu juga mendarat di pantai Leihitu.  Salah seorang dari
          Perdana yang  Empat,  yaitu  Pati  Putih,  berkunjung  ke  Jawa
          sekitar tahun 1500 dan kembali ke Hitu setelah tinggal beberapa
          lama  di  Jawa.  Ia kemudian  disebut  Pati Tuban.  Ia  bertemu
          dengan  penguasa  Ternate  yang juga  berada  di  Jawa,  yang



                                          17
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37