Page 35 - SEJARAH KEBUDAYAAAN MALUKU
P. 35
pedagang Jawa, Ternate maupun Hitu. Diduga masuknya
agama Islam di kepulauan Kei sekitar tahun 1500 Masehi.
Merujuk hasil penelitian J.A. Pattikaihatu dan kawan-kawan, di
Kei Kecil agama Islam mula-mula dipeluk oleh penduduk negert
Dullah. Dikatakan lebih lanjut bahwa kemungkinan yang
membawa agama Islam adalah para pedagang atau perantau
dart Maluku Utara, khususnya dart kesultanan Tidore. Hal itu
sesuai dengan ceritera rakyat tentang asal-usul raja-raja negert
Dullah yang konon berasal dart Tidore. Di Kei Besar agama
Islam mula-mula masuk ke negert Lauggiar-Fer dan menurut
ceritera rakyat setempat dibawa oleh Abu Rabu seorang
mubaligh dart Bukit Tinggi.
Sementara itu penduduk kepulauan Banda yang mayorttas
beragama Islam menceriterakan bahwa agama Islam ditertma
orang-orang Banda di suatu tempat di luar Banda. Jadi
bukan Agama Islam itu dibawa atau datang ke Banda.
(Moh. Mohrim: 1995). Pada masa itu Banda telah mempunyai
armada niaga untuk rnengangkut pala dan Juli ke pelabuhan-
pelabuhan penimbun seperti Hitu, Ternate dan Makassar,
sarnpai ke Gresik. Jadi kontak antara orang-orang Banda
dengan Islam rnungkin terjadi di Hitu, Temate atau pelabuhan-
pelabuhan di Jawa. Karena hal itu pula tumbuh unsur-unsur
Islam dan budaya yang asimmilatif. Unsur-unsur yang asimilatif
ini dapat terlihat dalam pertngatan hart-hart besar Islam yang
dikaitkan dengan upacara syukuran atas keberhasilan
masyarakat pada suatu panen. Misalnya pada upacara
peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12
Rabiul awal, masyarakat membawa berbagai hasil kebun untuk
digantung disekitar Mesjid (seperti pisang, pepaya, kelapa,
umbi-umbian, dsb). Upacara itu diawali dengan doa syukur dan
kemudian pembacaan rtwayat kelahiran Nabi sampai dengan
akhir hayatnya dart kitab yang disebut "Kitab Barzanzi".
Walaupun terdapat berbagai versi mengenai ceritera
rnasuknya Islam di Maluku, ada dua hal yang dapat disimpulkan
tentang masuknya agama Islam, yaitu:
20