Page 40 - Kumpulan Cerita Rakyat Pamona, Sebuah Intepretasi Baru
P. 40
“Saya itu takut nanti kamu terpengaruh dengan cerita-
cerita dari daerahku. Tidak semuanya juga betul,” kata
Yurike dengan cuek.
“Huss! Tidak boleh kamu bilang begitu, nak,” sela mama
Lisa. “Mungkin tidak semua cerita itu masuk akal di
telingamu, tapi tidak berarti kehilangan maknanya bagi
kita orang-orang Pamona secara turun-temurun.”
“Sepertinya kita masih akan tertahan lama di sini, mereka
masih menunggu evakuasi dari ambulans atau polisi,”
kata Santos. “Kecelakaan motor dengan mobil boks….”
“Jangan kamu turun ke situ ya, nak. Di sini saja tenang-
tenang batunggu,” pinta mama Lisa.
“Tadi mama Lisa dengan Ike singgung tentang mitos dan
si kecil harus ditutup kepalanya kalau lewat daerah sini,
itu bikin saya penasaran. Tolong ceritakan ke saya,” kata
Santos.
“Ini Ike memang, terlalu lama batinggal kampung
halaman, jauh di negeri orang, sampai tidak mau tahu lagi
dengan akar budaya dan cerita-cerita seperti begini,” kata
mama Lisa.
“Sudah jo, mama. Nanti Santos pikir kita ini masih
primitif, percaya yang kayak begitu,” kata Yurike.
“Bukan primitif, nak. Tapi kita kaya dengan cerita dan
budaya. Jangan kamu kira nanti anakmu besar cuma tahu
itu Snow White, Cinderella dan sejenisnya saja,” kata
mama Lisa.
36