Page 42 - Kumpulan Cerita Rakyat Pamona, Sebuah Intepretasi Baru
P. 42

kebingungan.  Mama  Lisa  tersenyum  melihat  reaksi
               Santos.

               “Ada lirik kayori yang berbunyi seperti ini;

                        Tongo  tuwu  pa  ngkai’ta  I’pua,  Jelamo  ta’u
                        manuru  Melamba  n’cari  Baula  mabuya,  Ri
                        dongi Pontu ka tudu

                        I lasaeo To mo ngoronya, Pai we anya ru mongi
                        to onya.

                        Ungka  katuwu  tau  ri  rano,  Lawi  nya  nda  po
                        mada go

               Artinya  kurang  lebih  seperti  ini:  Ketika  zaman  nenek
               moyang  dulu,  turun  seorang  sakti  dari  langit  yang
               mengendarai  kerbau  putih,  persisnya  di  sekitar  daerah
               Dongi.  Namanya  Lasaeo  dan  ia  memperistri  Rumongi.
               Karena  mereka  ada,  hidup  di  sekitar  danau  menjadi
               tentram,” kata mama Lisa.

               “Laseo dan Mongi….?” Tanya Santos lagi.

               “Lasaeo dan Rumongi, nak. Jadi ceritanya dimulai dari
               kehidupan  yang  masih  sangat  primitif  dari  masyarakat
               sekitar danau Poso pada suatu masa….”

                                          *

               Dahulu  kala,  masyarakat  yang  menghuni  sekitar  danau
               Poso adalah para pengembara, yang mengandalkan hidup
               dari  berburu  dan  meramu  tumbuh-tumbuhan  di
               sekitarnya. Setiap musim hujan tiba, mereka selalu harus


                                                                    38
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47