Page 47 - Kumpulan Cerita Rakyat Pamona, Sebuah Intepretasi Baru
P. 47
54
53
“Nepa riu , yaku lagi pisoi ose ,” jawab Rumongi yang
masih sibuk di dapur.
55
“Endo-endo yaku pernah cerita tentang lunce,” panggil
Lasaeo dengan suara yang lebih keras.
56
“Polo’e ,” jawab Rumongi sambil tertawa. Maksud
hatinya agar Lasaeo saja yang membersihkan kotoran
anaknya sendiri tersebut. Rumongi tidak menyadari
bahwa Lasaeo tersinggung mendengar suara tawanya.
57
“Wa’a mpauka napasagi !” kata Lasaeo kepada dirinya
sendiri dengan penuh amarah. Ia meletakkan anaknya di
58
atas palungan dan mengambil santi mpomolungka kaju ,
lalu ditebasnya setiap pohon yang dilihatnya ketika
meninggalkan rumah. Kerbau putih yang selama ini
menjadi sahabatnya, melihat kejadian itu dan
mengejarnya, bermaksud menenangkan tuannya tersebut.
Ketika Lasaeo melihat si kerbau putih mendekatinya, ia
malah menebaskan parangnya yang untung saja tidak
melukai, tetapi memotong kedua tanduk si kerbau yang
terpental jatuh ke atas atap rumah Lasaeo yang masih
tidak terlalu jauh. Sia-sia saja upaya si kerbau putih untuk
menenangkan tuannya.
53 Tunggu dulu
54 Mencuci beras
55 Ingat-ingat
56 Senda gurau, main-main (canda)
57 Semua perkataanku dianggapnya lelucon!
58 Parang yang bisa digunakan memotong kayu
43