Page 50 - Kumpulan Cerita Rakyat Pamona, Sebuah Intepretasi Baru
P. 50
dan anaknya jatuh kembali ke bumi, dan jasad mereka
membatu, terlilit oleh tali hutan di atas sebuah bukit kecil.
Lasaeo tidak pernah terlihat lagi, dan masyarakat sekitar
menceritakan kisah Rumongi dari mulut ke mulut, untuk
didengarkan dan diambil hikmahnya oleh setiap masa dan
setiap generasi….
*
“…dan konon tempat jatuhnya Rumongi dan anaknya
tersebut merupakan perbatasan Tentena-Sao’jo yang
sedang kita lewati ini. Menurut kepercayaan masyarakat,
barang siapa yang lewat di daerah ini membawa anak-
anak kecil tanpa menutupi kepala anak tersebut, akan
ditimpa bencana seperti sakit atau panas demam. Mereka
percaya itu merupakan tanda dari arwah Rumongi yang
tidak pernah tenang, menyesali ketidakpatuhannya pada
sang suami, dan tindakannya yang justru berakibat
melenyapkan nyawa sang anak beserta dirinya,” kata
mama Lisa mengakhiri ceritanya.
“Wow, itu benar-benar cerita yang luar biasa, mama
Lisa,” kata Santos.
“Batu Rumongi ada sekitar 200 meter di belakang panti
asuhan Tendea Dongi, sayang. Itu yang konon merupakan
penjelmaan dari jasad Rumongi dan anaknya, diyakini
oleh orang-orang sampai sekarang,” sambung Yurike.
“Kenapa kita tidak singgah saja ke situ dan berfoto?”
tanya Santos.
46