Page 246 - PENILAIAN-STATUS-GIZI
P. 246
Penilaian Status Gizi
Topik 2
Penilaian Status Gizi Kondisi Khusus
Pada kondisi khusus pada kelompok tertentu yang telah terjadi perubahan postur
seperti tidak bisa berdiri karena sakit parah atau karena ada cedera kaki atau bungkuk
maka sulit diperoleh ukuran tubuh secara valid. Untuk itu diperlukan informasi atau data
lain yang dapat digunakan untuk sebagai bahan estimasi suatu variabel.
A. TINGGI BADAN
Tinggi badan, merupakan dasar pengukuran linear adalah tinggi (panjang) atau stature
dan merefleksikan pertumbuhan skeletal. Pengukuran linear lainnya seperti tulang bisa
digunakan untuk tujuan tertentu. Misalnya panjang lengan atas atau kaki. Pengukuran tinggi
badan seseorang pada prinsipnya adalah mengukur jaringan tulang skeletal yang terdiri dari
kaki, punggung, tulang belakang, dan tulang tengkorak. Penilaian status gizi pada umumnya
hanya mengukur total tinggi (atau panjang) yang diukur secara rutin. Tinggi badan yang
dihubungkan dengan umur dapat digunakan sebagai indikator status gizi masa lalu.
Tinggi badan merupakan ukuran antropometri kedua yang penting setelah berat badan
(Soetjiningsih, 1995). Tinggi badan juga diperlukan dalam prediksi dan standarisasi dari
variabel fisiologis seperti volume paru-paru, kekuatan otot, filtrasi glomerulus, kecepatan
metabolic, dan untuk menyesuaikan dosis obat pada pasien (Golshan et.al., 2007; Zverev,
2003; Goon et.al., 2011 dalam H. Asmiliaty, 2012). Menurut Soetjiningsih (1995) bahwa
peningkatan tinggi badan orang suatu bangsa merupakan indikator peningkatan
kesejahteraan (perbaikan gizi, perawatan kesehatan, dan keadaan sosial ekonomi), jika
potensi genetik belum tercapai secara maksimal dan pula perkawinan sebagai akibat
meluasnya migrasi ke bagian-bagian lain suatu negara maupun di dunia, kemungkinan besar
mempunyai andil pula perubahan secular tinggi badan. Pengukuran tinggi badan pada tiga
tahun masa kehidupan sangat dianjurkan dilakukan dengan pengukuran panjang berbaring
daripada dengan pengukuran berdiri.
Pada anak yang lebih tua dan orang dewasa pengukuran tinggi badan dilakukan
dengan berdiri pada lantai datar dan merapat ke dinding yang vertikal dan diukur dengan
bantuan permukaan datar (Sinclair, 1986 dalam H. Asmiliaty, 2012). Menurut Gibson, 2005
tinggi badan diukur dengan sebjek berdiri tegak pada lantai yang rata. Tidak menggunakan
alas kaki. Posisi mata dan telinga lurus, tangan menggantung di sisi badan, subjek
diinstruksikan untuk menarik napas kemudian bar pengukur diturunkan hingga menyentuh
puncak kelapa (vertex), dan angka yang paling mendekati skala milimeter dicatat. Tinggi
badan tergantung dari lebar ruas antar vertebral. Grafitasi akan mengurangi lebar tiap ruas
vertebral, kecuali jika subjek menghabiskan harinya di pagi hari. Oleh karena itu, penting
sekali pengukuran tinggi badan dilakukan pada waktu yang sama (Sinclair, 1986 dalam H.
Asmiliaty, 2012) dan lebih dianjurkan pengukuran dilakukan di sore hari (Gibson, 2005).
238