Page 15 - E-modul Petroleum & Refinery DIV Teknik Energi
P. 15
12 TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI DIV TEKNIK ENERGI
5 SENYAWA NON HIDROKARBON
Selain senyawa hidrokarbon yang paling dominan pada komponen
minyak bumi, ditemukan juga senyawa non hidrokarbon seperti sulfur,
nitrogen, oksigen, logam-logam yang terikat pada rantai atau cincin
hidrokarbon. Senyawa ini memliki persentase berat dalam jumlah paling
sedikit dalam minyak bumi, tetapi sangat mempengaruhi proses
pengolahan dan produk akhir minyak bumi. Umumnya senyawa ini
dianggap sebagai pengotor (impurities) karena memiliki dampak yang
buruk terhadap proses pengolahan minyak bumi pada setiap unit kilang
minyak yaitu bersifat korosif dan dapat meracuni katalis. Jenis pengotor
yang dapat larut dalam minyak bumi dan produk minyak bumi disebut
dengan oleofilik, sedangkan pengotor berupa garam-garam yang
terlarut dalam air dan terikut dalam minyak dalam keadaan terdispersi
merupakan jenis pengotor oleofobik yang tidak larut dalam fase minyak.
5.1 Sulfur (Belerang)
Senyawa sulfur dalam minyak bumi memiliki kadar yang
berkisar antara 0,04 – 6 % berat. Senyawa ini menimbulkan bau
yang tidak sedap, bersifat asam dan dapat menyebabkan kerak
logam serta membutuhkan oksidasi pada pengolahan minyak bumi.
Semakin tinggi densitas minyak mentah, maka semakin tinggi pula
kandungan sulfurnya. Sulfur atau belerang biasanya berbentuk
hidrogen sulfida (H2S), belerang bebas (S), merkaptan (R-SH
dengan R=gugus alkil), sulfida (R-S-R’), disulfida (R-S-S-R’) dan
tiofen (sulfida siklik). Meskipun kadar sulfur dalam minyak bumi
sedikit, namun senyawa ini sering menimbulkan berbagai masalah
dan kerugian, seperti:
a. Bersifat korosif pada produk pengolahan.
TI203304 E-Modul Petroleum & Refinery