Page 179 - Perpustakaan SMA PGRI Rumpin Bogor
P. 179

Satu kekasihku
                         Aku manusia
                         Rindu rasa
                         Rindu rupa
                         Di mana engkau
                         Rupa tiada
                         Suara sayup
                         Hanya kata merangkai hati
                         Engkau cemburu
                         Engkau ganas
                         Mangsa aku dalam cakarmu
                         Bertukar tangkap dengan lepas
                         Nanar aku, gila sasar
                         Sayang berulang padamu jua
                         Engkau pelik menarik ingin
                         Serupa dara di balik tirai

                         Kasihmu sunyi
                         Menunggu seorang diri
                         Lalu waktu-bukan giliranku
                         Mati hari-bukan kawanku

                         (Sumber: Antologi Nyanyi Sunyi, 2008)

                     Pada bait pertama puisi “Padamu Jua” terdapat larik /Segala cintaku hilang
                     terbang/. Hal itu menunjukkan adanya majas metafora, yaitu kiasan yang
                     bersifat langsung, tetapi tidak menggunakan kata-kata pembanding misal
                     bagai, bak, dan seperti. Pada baris tersebut, cinta dikiaskan seperti burung
                     yang dapat terbang. Majas metafora juga terdapat pada bait kedua, yaitu di
                     baris /Engkaulah kandil kemerlap/. Pada larik tersebut, si engkau dikiaskan
                     sebagai pelita/lampu cahaya yang terang dalam kegelapan. Selain itu, pada
                     bait kelima terdapat majas metafora dalam baris /engkau ganas/mangsa
                     aku dengan cakarmu/. Penyair mengiaskan si engkau seperti binatang buas
                     yang mempunyai cakar dan hendak memangsa.
                         Selain metafora, puisi “Padamu Jua” juga mengandung majas personi-
                     fikasi, seperti yang terdapat dalam baris /Pelita jendela di malam gelap/
                     melambai pulang perlahan/ atau /Kasihmu sunyi/menunggu seorang diri/.
                     Personifikasi merupakan kiasan yang mempersamakan sesuatu dengan
                     manusia yang dapat berbuat, melakukan suatu hal, dan sebagainya.
                         Dalam puisi “Padamu Jua” di atas, terdapat juga majas simile, yaitu per-
                     bandingan atau perumpamaan yang menyamakan suatu hal dengan hal lain.
                     Kata-kata pembanding: bagai,  bak,  seperti,  seumpama, dan laksana. Contoh
                     simile terdapat pada baris /Engkau pelik menarik ingin/serupa dara di balik tirai/.





                       PANDUAN KHUSUS                         Bab 6   Berkarya dan Berekspresi     167
                                                                                 Melalui Puisi
   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183   184