Page 180 - Perpustakaan SMA PGRI Rumpin Bogor
P. 180

b.  Citraan
                  Pengimajian atau citraan merupakan kata atau susunan kata yang dapat
                  menimbulkan efek khayalan atau imajinasi pada diri pembaca. Dengan
                  begitu, seolah-olah pembaca ikut merasakan, mendengar, melihat, meraba,
                  dan mengecap sesuatu yang diungkapkan dalam puisi (Pradopo, 2012: 80).
                  Berikut ini penjelasan macam-macam citraan.
                  1)  Citraan penglihatan merupakan susunan kata yang mampu memberi
                      rangsangan pada indra penglihatan. Karena itu, hal-hal yang tidak
                      terlihat menjadi seolah-olah terlihat. Contohnya tampak pada baris
                      /Subuh hari kulihat bunga-bunga hujan dan daun-daun hujan/berguguran
                      di kebun hujan, bertaburan jadi sampah hujan/.
                  2)  Citraan pendengaran berhubungan dengan kesan dan gambaran
                      yang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga). Citraan ini dapat
                      dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bunyi suara.
                      Citraan pendengaran terlihat dalam baris /aku mendengar suara ricik air
                      sungai yang ngalir/di antara batu-batu dan batang pohonan/yang rubuh
                      ke ciwulan/. Larik-larik tersebut menimbulkan citraan pendengaran
                      berupa efek yang menimbulkan imajinasi suara yang didengar.
                  3)  Citraan penciuman atau disebut juga citraan olfactory   ialah susunan
                      kata yang menimbulkan efek seakan-akan pembaca ikut mencium bau
                      sesuatu. Sebagai contoh, diksi bau mesiu, bau mayat, dan bau kotoran
                      dalam puisi menimbulkan khayalan indra penciuman pada pembaca.
                  4)  Citraan perabaan terkait dengan indra perabaan (kulit). Gambaran
                      rasa pada indra peraba yang muncul dalam imajinasi pembaca dapat
                      tergolong sebagai citraan perabaan. Hal ini mencakup berbagai rasa
                      seperti perih, lembut, kasar, panas, dingin, dan sebagainya. Contoh
                      citraan perabaan dalam puisi ditunjukkan dengan kata-kata mengusap
                      pundak/angin terasa dingin/cahaya bulan menyentuh miring/.
                  5)  Citraan gerak atau kinestetik dalam puisi membuat pembaca seakan
                      ikut merasakan atau mengikuti gerakan tertentu. Sebagai contoh,
                      dalam puisi “Diponegoro” karya Chairil Anwar sosok pahlawan
                      digambarkan bergerak melalui efek imajinasi pembaca dengan susunan
                      kata-katanya, seperti /hidup kembali/di depan sekali tuan menanti/tak
                      gentar/maju/serbu/serang/terjang/.
                  6)  Citraan pengecapan berhubungan dengan indra pengecap rasa pada
                      lidah. Efek yang ditimbulkan citraan pengecapan, yaitu seakan-akan
                      pembaca bisa mengecap rasa yang disampaikan dalam puisi. Citraan
                      ini diungkapkan melalui kata-kata, seperti manis, pahit, asam, pedas,
                      kecut, asin, dan sejenisnya.

                  c.  Kata Konkret
                  Secara umum, kata konkret adalah kata yang rujukannya lebih mudah
                  ditangkap oleh indra. Konkret dapat berarti nyata, berwujud, atau benar-
                  benar ada. Berikut contoh analisis kata konkret dalam puisi “Hujan Bulan
                  Juni” karya Sapardi Djoko Damono.

                     Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia
            168
                     untuk SMA/SMK Kelas X
   175   176   177   178   179   180   181   182   183   184   185