Page 181 - Perpustakaan SMA PGRI Rumpin Bogor
P. 181
Hujan di Bulan Juni
—Karya Sapardi Djoko Damono
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapuskannya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
(sumber: Antologi Hujan Bulan Juni, 1994)
Terdapat beberapa kata pada puisi di atas yang dapat digolongkan
sebagai kata konkret, di antaranya hujan, jalan, dan pohon bunga. Kata hujan
dapat mengonkretkan maksud penulis untuk manusia yang selalu jatuh atau
menangis. Hal ini dibuktikan dengan larik selanjutnya yang menyebutkan
bahwa sosok hujan sangat tabah. Ia menyembunyikan perasaan rindunya
pada pohon yang berbunga. Kata jalan juga dapat tergolong sebagai kata
konkret karena dapat diartikan sebagai kehidupan atau kisah hidup. Hal
ini tampak pada larik selanjutnya, yaitu /dihapuskan jejak-jejak kakinya/
yang ragu-ragu di jalan itu/. Ungkapan ini dapat bermakna seseorang
yang melupakan kisah masa lalunya. Adapun kata pohon bunga dapat
mengonkretkan wujud atau sosok seseorang atau sesuatu yang dirindukan
atau dinginkan. Kata bunga juga dapat dimaknai sebagai seseorang yang
cantik atau perempuan yang diharapkan.
d. Kata Konotatif
Kata konotatif merupakan kata-kata yang berasosiasi. Asosiasi merupakan
keterkaitan makna kata dengan hal lain di luar bahasa. Dalam hal ini, makna
konotatif timbul sebagai akibat asosiasi perasaan kita terhadap kata yang
dibaca, diucapkan, atau didengar. Berikut contoh kata konotatif dalam puisi
“Candra” karya Sanusi Pane.
Candra
—Karya Sanusi Pane
Badan yang kuning-muda sebagai kencana,
Berdiri lurus di atas reta bercahaya,
Dewa Candra keluar dari istananya
PANDUAN KHUSUS Bab 6 Berkarya dan Berekspresi 169
Melalui Puisi