Page 34 - DASAR-DASAR KEFARMASIAN FIX-converted
P. 34

diabsorpsi contohnya adalah interaksi antibiotika (tetrasiklin, fluorokuinolon)
               dengan besi (Fe) dan antasida yang mengandung Al, Ca, Mg, terbentuk senyawa
               khelat yang tidak larut sehingga obat antibiotika tidak diabsorpsi.
                    Interaksi yang terjadipada proses distribusi terjadi karena pergeseran ikatan
               protein plasma. Contohnya, fenilbutazon dapat menggeser warfarin (ikatan protein
               99%) dan tolbutamid (ikatan protein 96%) sehingga kadar plasma warfarin dan
               tolbutamid bebas meningkat.

                    Interaksi yang terjadi pada proses metabolisme obat terjadi dengan mekanisme
               berupa: penghambatan (inhibisi) metabolisme, induksi metabolisme, dan perubahan
               aliran darah hepatik. Hambatan ataupun induksi enzim pada proses metabolisme
               obat terutama berlaku terhadap obat-obat atau zat-zat yang merupakan substrat
               enzim mikrosom hati sitokrom P450 (CYP).
                    Interaksi yang terjadi pada proses ekskresi obat, dapat terjadi melalui
               mekanisme pada proses ekskresi melalui empedu dan pada sirkulasi enterohepatik,
               sekresi tubuli ginjal, dan karena terjadinya perubahan pH urin.
                    Gangguan dalam ekskresi melalui empedu terjadi akibat kompetisi antara
               obat dan metabolit obat untuk sistem transport yang sama, contohnya kuinidin
               menurunkan ekskresi empedu digoksin, probenesid menurunkan ekskresi empedu
               rifampisin.

               m.  Interaksi secara farmakodinamik.

                    Interaksi farmakodinamik adalah interaksi obat yang bekerja pada sistem
               reseptor, tempat kerja atau sistem fisiologik yang sama sehingga terjadi efek
               yang aditif, sinergistik, atau antagonistik, tanpa ada perubahan kadar plasma
               ataupun profil farmakokinetik lainnya. Interaksi farmakodinamik umumnya dapat
               diekstrapolasikan
                    ke obat lain yang segolongan dengan obat yang berinteraksi, karena klasifikasi
               obat adalah berdasarkan efek farmakodinamiknya. Selain itu, umumnya kejadian
               interaksi farmakodinamik dapat diramalkan sehingga dapat dihindari.

                     Contoh  interaksi  pada  reseptor  yang  bersifat  antagonistik  misalnya:
               interaksi antara β-bloker dengan agonis-β2 pada penderita asma; interaksi antara
               penghambat reseptor dopamine (haloperidol, metoclo-pramid) dengan levodopa
               pada pasien parkinson.
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39