Page 102 - e-book sungai musi
P. 102
menangkap ikan ini disebut masa berkarang. Ikan-ikan yang
didapatkan selain dijual ke pasar, juga dikonsumsi dan dibuat ikan
asin . Berkarang ini dilakukan warga secara berkelompok. Biasanya,
setiap kolam jebakan dimiliki oleh tiga hingga lima keluarga. Dari
anak-anak hingga nenek turut berkarang. Masa banjir atau tergenang
ini mulai Desember hingga Januari setiap tahunnya. Berkarang
dilakukan pada bulan Maret dan April. Pada 2010 lalu, berton ikan
dihasilkan dari wilayah sini.
5.3. POLUSI AIR SUNGAI MUSI
Memanfaatkan bahan bakar fosil dalam berbagai aktifitas
dapat mencemari air di banyak tempat dan dalam banyak cara.
Batubara, minyak, dan ekstraksi gas alam dalam pengolahannya
semua membutuhkan air, sering kali dalam jumlah besar. Minyak,
Batubara dan gas alam cair seringkali diangkut ke seluruh bagian
belahan dunia melalui sungai dan samudera. Pembangkit listrik selalu
dibangun dengan memiliki akses dekat ke air, yang dapat digunakan
untuk pendinginan, pengolahan, dan pengelolaan limbah. Semua
proses aktifitas ini melepaskan polutam ke air atau karena kecelakaan
transportasi barang juga dapat mencemari ekosistem dan
mempengaruhi kesehatan manusia
Minyak yang tumpah di samudera dapat mencemari daerah
yang cukup luas dan beserta pantainya, dengan dampak yang cukup
lama. Minyak yang tumpah di jalan akan mengalir masuk ke tanah dan
dapat menyebar ke danau, anak sungai, dan sungai. Tangki bensin
bawah tanah yang bocor bisa mencemari air tanah, dan pengeboran
dan penyulingan minyak selalu mencemari air tanah dan air
permukaan.
Batubara, juga dapat menyebabkan sejumlah besar polusi air.
Air yang melewati daerah yang ditambang dapat menyebabkan
kontaminasi mulai dari merusak tanah yang gembur hingga sisa
tambang yang sangat asam. Abu yang dihasilkan dari pembakaran
batu bara juga dapat menyebabkan kerusakan ekosistem.
70 SUNGAI MUSI; Jejak Perjalanan dan Pembangunan Berkelanjutan