Page 104 - e-book sungai musi
P. 104
nutrisi seperti nitrogen dan fosfor (yang mungkin
saja berasal dari limbah) di dalam air tersebut.
• Bertambahnya kebutuhan oksigen.
Mikroorganisme bertugas membusukkan limbah
dan bahan organik lainnya menjadi karbon dioksida
(CO 2 ), air, dan bahan serupa. Proses degradasi ini,
membutuhkan adanya oksigen.
Ikan dan organisme lain yang ada di ekosistem air yang sehat
juga menggunakan oksigen. Karena jumlah limbah atau bahan organik
lainnya tinggi, maka mikroorganisme pengurai juga menggunakan
sebagian besar oksigen terlarut sehingga menyisakan sedikit oksigen
untuk ikan atau hewan air lainnya. Pada kondisi ini terjadi persaingan
kebutuhan oksigen antara mikroorganisme yang mendegradasikan
limbah dengan ikan atau hewan lainnya yang hidup di dalam
ekosistem air tersebut. Pada tingkat oksigen yang sangat rendah, ikan
dan hewan lainnya akan berusaha berpindah tempat atau bahkan
mengalami kematian.
Kualitas limbah organik diukur dalam biochemical oxygen
demand (BOD) atau Biological oxygen demand . BOD biasanya
dinyatakan sebagai miligram oksigen terlarut per liter air untuk jumlah
tertentu hari pada suhu tertentu. Kadar limbah yang tinggi dalam air
menghasilkan nilai BOD tinggi, yang berarti membutuhkan oksigen
terlarut yang juga tinggi (Gambar 5.6.). Kadar limbah yang tinggi
menyebabkan kadar oksigen menjadi rendah. Ketika kadar oksigen
terlarut rendah, anaerobik (tanpa oksigen) maka mikroorganisme yang
mendegradasi limbah menghasilkan bau yang tidak menyenangkan,
selanjutnya kualitas air menjadi memburuk.
Jumlah oksigen terlarut dalam air merupakan indikator yang
baik dari kualitas air dan dari jenis kehidupan apa yang akan
mendukung. Kandungan oksigen di atas 6 bagian per miillion (ppm)
akan mendukung kehidupan ikan dan bentuk kehidupan air yang
diinginkan lainnya. Pada tingkat oksigen di bawah 2 ppm, air akan
mendukung kehidupan terutama cacing, bakteri, jamur, dan
pengumpan detritus lainnya dan dekomposer. Oksigen bisa
ditambahkan ke dalam air dengan cara difusi dari udara, terutama
72 SUNGAI MUSI; Jejak Perjalanan dan Pembangunan Berkelanjutan