Page 125 - Toponim Magelang
P. 125

Toponim Kota Magelang    113











                     7. Tukangan


                     Konotasi yang berjalin dengan  kriya dalam  kosakata Jawa merujuk toponimi
                     perkampungan ialah Tukangan. Kampung ini diberi nama Tukangan lantaran banyak
                     warganya yang tinggal di sana berprofesi sebagai tukang batu dan tukang bangunan
                     lainnya. Lazim mereka menjual jasa dan tidak memproduksi barang laiknya di
                     Kampung Kriyan. Tetapi seperti setiap kota besar, ada pula warganya berprofesi tukang
                     pembuat barang. Lokasinya berada di dekat sentra perekonomian tempat mereka bisa
                     memasok barangnya untuk dijual. Mengingat di banyak kota di Hindia Belanda sentra
                     perekonomian tidak hanya pasar, tetapi juga perkampungan etnis Tionghoa (Pecinan)
                     yang mendominasi perekonomian kota, lokasi Kampung Tukangan berada di dekatnya
                     sebagai bentuk hubungan transaksi rutin. Pasalnya, Kampung Pecinan menjadi penerima
                     produk, sementara Kampung Tukangan adalah pemasok produk. 74

                            Pola  morfologi kota berdasarkan  fungsional juga berlaku di Magelang.
                     Sejak awal kemunculan Kampung Tukangan tidak terpisah dari kompleks utama
                     pemukiman orang Tionghoa, khususnya di sepanjang jalan raya utama yang menjadi
                     lokasi  perdagangan  mereka (Pecinan). Bahkan  dalam  pengaturan  tata ruang daerah
                     tahun 1890-an, pemerintah Karesidenan Kedu mengklasifikasikan Kampung Tukangan
                     sebagai bagian integral dari Kampung Tionghoa (Chineesche Wijk). 75


                     Dalam perkembangan lebih lanjut, seiring kepadatan demografi, Kampung Tukangan
                     dibagi menjadi 2 pada permulaan abad XX, yaitu Kampung Tukangan Wetan (timur)
                     dan Kampung Tukangan Kulon (barat). Kampung tersebut pernah dilanda wabah pes
                     dan dinyatakan tertutup bagi orang luar selama satu bulan pada Oktober 1929, sambil
                                                              76
                     menanti pembersihan dan pemulihan kesehatan.

                     74  Anthony Reid. Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680, jilid 1: Tanah di Bawah Angin. (Jakarta:
                     Yayasan Obor, 2014). hlm. 115.
                     75  “Gerechtelijke aankondigingen”, dalam Nederlandsch Staatscourant, tanggal 12 Mei 1893, lembar
                     ke-1.

                     76  “Gemengd Indies Nieuws”, dalam Het nieuws van den dag voor Nederlandsch Indie, tanggal 15
                     Oktober 1929, lembar ke-2.
   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130