Page 127 - Toponim Magelang
P. 127

Toponim Kota Magelang    115











                     8. Tengkon


                     Dalam  tradisi  lisan, nama  Kampung Tengkon yang terletak di Kota Magelang  ini
                     berasal dari kata “Tengku”, suatu gelar bangsawan dari Sumatra Utara. Gelar Tengku
                     mengingatkan pada suatu klas sosial di antara masyarakat Aceh atau Melayu di Sumatra
                     Timur.  Bertolak dari pengertian ini, diduga di kampung itu pernah tinggal satu orang
                           77
                     bangsawan Sumatra bergelar Tengku.

                     Nama Kampung Tengkon sendiri di Kota Magelang sudah ada tahun 1893 saat sebuah
                     saluran air (waterleiding) dibangun di kota ini, kemudian dikenal dengan istilah Plengkung
                     Tengkon (Jalan Daha sekarang). Nama Tengkon pasti telah diberikan sebelum tahun
                     itu, sementara periode itu di Hindia Belanda terjadi Perang Aceh. Apabila nama itu
                     dikaitkan peperangan tersebut, kemungkinan bahwa seorang bangsawan Aceh bergelar
                     Tengku ditahan  Belanda dan ditempatkan di kampung  itu.  Analisis  ini bertemali
                     dengan lingkungan sekitarnya yang merupakan kompleks militer Belanda dan punya
                     keterkaitan dengan pemerintahan sipil dan militer Belanda di Aceh.


                     Akan tetapi ada versi lain yang menyebutkan asal-usul kampung ini dari nama seorang
                     Tionghoa yang hidup pada saat itu, yaitu Teng Koe. Dia dikenal sebagai seorang Tionghoa
                     yang dermawan dan menolong banyak orang Jawa di sekitarnya serta bersahabat dengan
                     orang-orang  Jawa. Dari  situ kemudian  sebutan  rumahnya dan  sekitarnya Tengkon
                     muncul. Jika hal ini benar, maka sosok Teng Koe pasti sudah ada sebelum pertengahan
                     abad XIX karena setelah periode itu daerah tersebut didominasi militer dan tidak ada
                     orang Tionghoa yang tinggal di sana.

                     Setelah status kotapraja  diberikan  kepada  Magelang  tahun 1906, daerah Tengkon
                     tumbuh menjadi sebuah kompleks pemukiman. Meski masih tetap didominasi warna
                     militer, kampung ini terintegrasi ke  dalam  morfologi kota sehingga disambungkan
                     dengan jalan-jalan yang berkualitas seperti halnya bagian Kota Magelang lainnya. Awal
                     1930-an pembangunan  jalan  besar-besaran yang menghubungkan kampung  ini dan


                     77  Gelar Tengku awalnya hanya digunakan di Aceh, dan baru diterapkan bagi sebutan para raja Melayu
                     di pantai timur Sumatera setelah daerah ini diletakkan di bawah pengaruh Sultan Iskandar Muda pada
                     pertengahan abad XVII. Tengku atau Tuanku artinya adalah “Tuan kita”. Daniel Perret. Kolonialisme
                     dan Etnisitas Batak dan Melayu di Sumatra Timur Laut. (Jakarta: KPG, 2010). hlm. 133.
   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132