Page 20 - AGRIBISNIS BUDIDAYA TANAMAN PANGAN Jilid 1
P. 20
AGRIBISNIS TANAMAN SAYURAN
b) Hari keempat berumur 7 HST 7. Pemupukan
petakan sawah diairi kembali Pemupukan padi sawah menerapkan
hingga genangan air setinggi 5 cm pemupukan berimbang secara efektif dan
dan tidak ada penambahan air efisien sesuai kebutuhan tanaman dan
sampai kondisi air dipetakan ketersediaan hara dalam tanah. Pemupukan
habis dan tanah menjadi berimbang adalah pemberian berbagai
mengering sedikit retak kembali. unsur hara dalam bentuk pupuk untuk
c) Cara ini dilakukan terus sampai memenuhi kekurangan hara yang
fase anakan maksimal. dibutuhkan tanaman berdasarkan tingkat
d) P a d a s a a t m u l a i f a s e hasil yang ingin dicapai dan hara yang
pembentukan malai (bunting) tersedia dalam tanah. Jika menggunakan
sampai pengisian biji petakan pupuk tunggal, maka unsur N (nitrogen
sawah digenangi terus. Petakan dalam bentuk pupuk urea), P (phospat dalam
dikeringkan kembali saat 10–15 bentuk pupuk TSP/SP36) dan K (kalium
hari sebelum panen. dalam bentuk pupuk KCl). Jika menggunakan
pupuk majemuk berarti dalam satu jenis
Pada tanah yang cepat menyerap air pupuk terdapat lebih dari satu unsur utama.
atau berpasir selang waktu pengairan Saat ini petani mulai terbiasa menggunakan
h a r u s d i p e r p e n d e k . A p a b i l a pupuk majemuk dengan komposisi
ketersediaan air selama satu musim kandungan unsur yang berbeda-beda.
tanam kurang mencukupi selang waktu Sebagai contoh saat ini banyak digunakan
pengairan dapat diperpanjang yaitu pupuk Phonska (15-15-15) yang artinya
dengan selang waktu 5 hari. memiliki kandungan N sebesar 15%, P2O5
K e l e m a h a n c a r a i n i a d a l a h sebesar 15%, K2O sebanyak 15%. Dosis NPK
pengamatan yang cermat dan teliti, 15-15-15 yang biasa digunakan untuk
sebab jangan sampai terjadi tanaman tanaman padi sawah adalah sekitar 300
mengalami kekeringan. Pengairan kg/ha. Dengan aplikasi 300 kg/ha NPK 15-
berselang secara efektif dan efisien 15-15 berarti kita memberikan 45 kg/ha
hanya dapat dilakukan pada areal urea, 45 kg/ha P2O5 dan 45 kg/ha K2O.
sawah irigasi teknis yang dapat dengan
mudah mengatur masuk dan keluarnya Penggunaan BWD untuk menentukan
air pada areal persawahan. Pada waktu aplikasi pupuk N bisa dilakukan
sawah-sawah yang sistem drainasenya melalui 2 cara. Cara pertama adalah waktu
tidak baik (sulit dikeringkan) atau tetap (fixed time) yaitu waktu pemupukan
sawah tadah hujan pengairan ditetapkan lebih dahulu berdasarkan tahap
berselang (intermittent irrigation) pertumbuhan tanaman, antara lain fase pada
tidak layak diterapkan. saat anakan aktif dan pembentukan malai
atau saat primordia. Cara kedua adalah waktu
Prinsip pemberian air: memberi air pemberian pupuk berdasarkan nilai
untuk tanaman dalam jumlah yang pembacaan BWD yang sebenarnya (real
cukup, waktu yang tepat dan mutu time), yaitu penggunaan BWD dimulai ketika
yang baik.
tanaman 14 HST, kemudian secara periodik
diulangi 7–10 hari sekali sampai diketahui
Rekomendasi Pengairan:
nilai kritis saat pupuk N harus diaplikasikan.
Teknik irigasi berselang atau intermittent. Air
dialirkan ke sawah hingga tergenang sekitar 5 cm dan Untuk kondisi Indonesia disarankan untuk
dibiarkan hingga habis meresap ke tanah baru menggunakan fixed time.
dimasukkan kembali. Pengeringan air juga dilakukan
sesuai tindakan budidaya. a. Cara penggunaan BWD waktu tetap (fixed
time)
15