Page 70 - Merayakan Ibu Bangsa_201216_1406
P. 70

Apa Artinya Menjadi Ibu Bangsa?


        I Gusti Agung Ayu Ratih*

        Kita  sekarang  haroes  mentjari  dasar  jang  tetap
        oentoek memberi arti kepada keperempoeanan. Dan
        arti itoe tidak lain, tidak boekan, hanjalah haroes
        didasarkan kepada “Kemanoesiaan”.

                        Sri Mangoensarkoro pada Kongres
                           Perempuan Indonesia II (1935)

               Kita akrab dengan istilah “bapak bangsa”
        atau “bapak pendiri bangsa”, tapi kita jarang
        mendengar istilah “ibu bangsa”. Pejuang-
        pejuang perempuan seperti, Nji Ageng Serang,
        Tjoet Njak Dhien, atau Maria Walanda Maramis
        lebih dikenal sebagai pahlawan nasional, bukan
        ibu bangsa. Hanya dalam lagu  Ibu Kita  Kartini
        tersirat pengakuan bahwa Kartini adalah ibu
        bangsa. Sebenarnya, apa arti ibu bangsa itu? Apa
        pentingnya peran mereka bagi negeri ini?
               Ketika Kartini mulai menuliskan gagasan-
        gagasannya di awal abad ke-20, kebanyakan
        kaum perempuan Nusantara belum berpikir
        tentang  kebutuhan perempuan membangun
        kekuatan dirinya dan kaitannya dengan kemajuan
        bangsa. Mereka terbiasa memikirkan keluarga
        dan  masyarakat  sekelilingnya,  tetapi  tidak
        tentang ketidakadilan yang khusus menimpa
        kaumnya,  seperti  poligami,  pernikahan  dini,
        atau perdagangan seksual. Adalah Kartini yang
        merumuskan dengan jernih bahwa kalau bangsa
        Jawa ingin maju dan setara dengan bangsa Eropa,
        kaum perempuannya harus sadar akan kekuatan


        70
   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75