Page 20 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 20
Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
Sebut saja, misalnya, Nyi Ageng Serang, Cut Nyak Dien, Cut
Nyak Meutia, Cristina Martha Tiahahu, dan pejuang-pejuang
perempuan lainnya. Mereka telah berjuang dengan segenap jiwa dan
raga yang mengantarkan mereka untuk turut angkat senjata.
Tak ketinggalan pula Kartini. Dengan senjata pena, beliau
menulis keprihatinannya pada kondisi perempuan di bawah
pemerintahan Hindia-Belanda. Dari tulisan-tulisan yang dikirim dan
diterima Kartini melalui surat-menyurat itulah yang kemudian
semakin membawa Kartini dalam gerakan perjuangan yang lebih
dekat dengan mereka yang diperjuangkan. Bersama saudari-darinya,
sosok yang bertitel Raden Ajeng ini mendirikan semacam sekolah
untuk para gadis di pendopo kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Kelak,
dari kelompok kecil inilah yang kemudian menarik kemunculan
sekolah-sekolah Kartini di berbagai daerah atas bantuan teman-
temannya dan yang peduli dengan dengan gerakan Kartini.
Pada tahapan berikutnya, muncul pula gerakan perempuan yang
serupa. Dewi Sartika, orangnya. Sosok yang satu ini berjuang
sebagaimana Kartini di Jepara. Namun bagi Dewi Sartika yang berada
di Bandung, tentu lebih mendahulukan kaum perempuan yang ada
di Bandung dan sekitarnya. Gerakan pendidikan yang dimotori Dewi
Sartika ini akhirnya juga menarik kemunculan sekolah-sekolah
lainnya.
Seiring kemunculan dan perkembangan sekolah-sekolah yang
dimotori RA. Kartini dan Dew Sartika, tidak sedikit yang kemudian
merespon gerakan pendidikan ini dengan membentuk berbagai
perkumpulan. Mulai yang anggotanya terdiri dari ibu-ibu rumah-
tangga hingga para gadis-gadis cantik yang suatu waktu harus siap
dijodohkan oleh orang tuanya.
Maka mulai-lah pada masa ini gerakan perempuan berada pada
masa Kebangkitan Nasional, yaitu suatu masa yang diistilahkan
orang-orang atau pihak-pihak yang menyejarahkan pergerakan para
vi
xx