Page 44 - Perempuan Dalam Gerakan Kebangsaan
P. 44

Perempuan dalam Gerakan Kebangsaan
                                       Perempuan  dalam  Gerakan Kebangsaan

                   Dalam suratnya kepada nyonya M.C.E.Ovink-Soer bertanggal
               awal tahun 1900 itu Kartini menulis:


                      Tetapi apakah kecerdasan pikiran itu “sudah berarti segala--galanya?
                  Bila orang hendak sungguh-sungguh memajukan peradaban, maka
                  kecerdasan pikiran dan pertumbuhan budi harus sama-sama dimaj ukan...
                  Salah satu sifat orang Jawa yang tidak baik, yang kalau perlu dibasmi ialah
                  sifat  gila sanjungan...  dan kami hanya dapat mencapainya melalui
                  pendidikan akhlak.

                   Kartini menilai perilaku para bangsawan tidak patut. Demikian
               pula dengan sistem pendidikan Eropa yang dititik beratkan kepada
               pengembangan akal semata, padahal manusia adalah mahluk yang
               berakal budi. Sudah sepatutnya apabilapenyempurnaan manusia
               harus mencakup kedua unsur manusiawi tersebut, yaitu
               penyempurnaan cipta dan rasa. Menurut Kartini, Jawa perlu
               pendidikan akal yang mampu merasionalisasikan tatakrama
               tradisinya (cipta), tetapi sebaliknya ia juga membutuhkan pendidikan
               budipekerti (rasa) yang mampu memoralisasikan akhlak dari
               cengkeraman feodal Jawa yang menindas dan membelenggu hak azasi
               manusia. Dalam suratnya kepada nyonya R.M. Abendanon-Mandri
               bertanggal Agustus 1900, Kartini menyampaikan betapa besar
               perhatiannya kepada nasib perempuan yang “tertindas” oleh
               tatasusila Jawa yang dianggapnya terlalu kaku dan berlebihan. Tidak
               terbilang perempuan yang ditindas, suatu perlakuan yang masih
               terdapat di berbagai-bagai negeri dalam abad terang ini, saya bela
               dia dengan senang dan setia (surat Kartini untuk Abendanon-Mandri,
               Agustus 1900).

                       Saudara yang berkulit putih dengan hatimu yang penyayang dan
                  penuh rasa kasih, dengan pikiranmu yang kaya, ulurkan tanganmu.
                  Angkatlah kami dari kubangan derita dan sengsara, tempat di mana kami
                  didorong dan dicelupkan untuk selamanya oleh kepentingan diri orang
                  laki-laki. Tolonglah kami memberantas sifat mementingkan diri kaum laki-
                  laki yang tak mengenal segan itu; iblis, yang ratusan tahun mendera,
                  menginjak-injak perempuan sedemikian sedemikian rupa. Sehingga
                  [karena biasa akan aniaya itu, perempuan tidak memandangnya lagi



                                             12
                                             12
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49