Page 12 - BOOK ART EDU CARE
P. 12

ART EDU CARE #2


                     BINGKAI KURATORIAL
                 ART EDU CARE #2: LET'S CARE TO
                              CULTURE
                   Membicarakan  budaya  sama  artinya
             dengan  membicarakan  manusia,  diri  kita
             sendiri.  Diri  yang  selalu  berubah  secara
             otomatis  membuat  pembicaraan  tentang
             kebudayaan  yang  diciptakan  manusia  turut
             berubah  dan  berkembang.  Inilah  mengapa
             pembahasan tentang kebudayaan selalu aktual,
             karena  kebudayaan  itu  lebih  merupakan  kata   ulur kebudayaan) ini agar tidak terjadi distorsi
             kerja daripada kata benda. Kata kerja tersebut   kepribadian dan kebudayaan?
             dalam konteks ini (kebudayaan) merujuk pada             Pameran  ini  adalah  upaya  menggali
             proses yang tak berkesudahan.                    kembali lokalitas dalam diri kita, sejauh yang
                    Dalam  kehidupan  kita  saat  ini,  tidak   kita  pahami,  seberapapun  kadarnya.
             dapat  kita  pungkiri  bahwa  kita  selalu  hidup   Bagaimana  kita  melihat,  merespon,  dan
             dalam  tarik  ulur  kebudayaan,  apalagi  dalam   menafsir  kebudayaan  kontemporer  saat  ini,
             wacana  globalisasi  yang  mengakibatkan         dengan  berpijak  pada  kearifan  lokal  yang
             banyak  perubahan  dalam  berbagai  aspek        sebenarnya  masih  ada  dalam  diri  dan
             kehidupan  kita.  Ada  yang  bersikap  terbuka   lingkungan tempat kita berada. Ruang lingkup
             dalam perubahan ini dan berkata “ya” terhadap    kebudayaan  yang  luas  memungkinkan
             segala  bentuk  perubahan  yang  sedang          keleluasaan  melempar  pandangan  ke  segala
             berlangsung. Sikap ini dilandasi oleh pemikiran   penjuru  untuk  memotret  berbagai  fenomena
             bahwa  perubahan  ini  memang  sesuatu  yang     budaya,  khususnya  tentang  nasib  lokalitas  di
             sudah selayaknya terjadi, atau mungkin karena    tengah arus globalisasi.
             takut dianggap ketinggalan zaman atau kolot.            Bagaimanapun wajah kebudayaan kita
             Ada  juga  yang  bersikap  menolak,  yang        saat ini tak lain adalah wajah kita sendiri yang
             merupakan  wujud  resistensi  terhadap           perlu terus kita pertanyakan wujud dan rupanya
             kebudayaan “luar” yang masuk.                    sebagai  upaya  kritik  diri  (self  critics),  dan
                    Pertanyaannya adalah sejauh mana kita     sebagai penyegaran pemahaman kita terhadap
             mampu  memadukan  kedua  kondisi  ini?           situasi  kebudayaan  sejauh  yang  kita  rasakan
             Bagaimana  kita  memahami  kenyataan  (tarik     dewasa ini.
































        8
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17