Page 9 - MAJALAH UNS - EDISI 2 (JUNI 2021)
P. 9
FOKUS UTAMA 9 7
Scientifi c approach juga perlu dilakukan pragmatis.
agar mahasiswa dapat langsung me- Terakhir, tantangan
nerapkan ilmunya ketika menghadapi itu juga ada dalam pe-
masalah. Hal tersebut selaras dengan nyelenggaraan mata
prinsip Pancasila yang harus menjadi the kuliah Pendidikan Ke-
living ideology atau ideologi yang hidup warganegaaraan pun
di tengah-tengah masyarakat. Pendidikan Pancasila di
Dosen dengan bidang keahlian perguruan tinggi.
pendidikan kewarganegaraan, hukum, dan
teknologi pendidikan ini menambahkan UNS Benteng Pancasila
keuntungan scientifi c approach adalah UNS yang berkomitmen menjadi
mahasiswa tidak hanya memperoleh Kampus Pelopor dan Benteng Pancasila
pengetahuan dan keterampilan yang pun tidak luput dalam perbincangan
berkaitan dengan bidang keahliannya. tentang ini. Dr. Triana mengungkapkan
Akan tetapi juga berkembang keterampilan UNS sebagai Kampus Pelopor dan Benteng
komunikasi, inisiatif, bekerja dalam Pancasila menjadi simbol persatuan dan
ke lompok, berbagi informasi, dan keharmonisan antarsivitas akademika
penghargaan terhadap orang lain. UNS.
“Harapannya akan dapat mem bentuk Semangat tersebut, tuturnya, saat ini Pandemi Covid-19 saat ini pun bencana
skill peserta didik yang ber orientasi pada telah mampu mewujudkan UNS menjadi alam yang terjadi akhir-akhir ini.
terwujudnya kemandirian, kemampuan institusi pendidikan yang berdaya saing, “Dengan berbagai aktivitas sivitas
problem solving, critical thinking, ko- maju, dan unggul. Tentunya dengan di- akademika UNS yang selalu melakukan
laborasi, dan kreatif. Pembelajaran Pan- landasi hubungan antara sivitas aka demika berbagai inovasi yang bermanfaat bagi
casila di era digital lebih berorientasi pada yang kuat dan solid. masyarakat, bangsa dan negara. Tentunya
fleksibilitas, efektivitas pembelajaran, dan Banyak kegiatan akademik yang ini wujudnya keberhasilan UNS dalam
interaktif,” tuturnya. berorientasi nilai-nilai toleransi antar- membangun ekosistem kampus yang
pemeluk agama dan kepercayaan, ‘Pancasilais’,” terang Dr. Triana.
Tantangan gotong royong, serta kerja sama dalam Ke depannya, Dr. Triana berharap
Ada be be rapa tantangan penanaman mewujudkan UNS yang berprestasi me- UNS dapat semakin menguatkan sinergi
ni lai Pancasila di perguruan tinggi. Per- nuju World Class University. dengan pemerintah maupun berbagai
tama, karakteristik generasi muda di Langkah tersebut sangat sesuai dengan komunitas di masyarakat yang berorientasi
era digital yang cen derung ter buka dan urgensi implementasi semangat persatuan pada terwujudnya masyarakat Pancasila.
individualistis sering kali memunculkan yang menurut Dr. Triana menjadi salah satu Perwujudannya dapat berupa proyek
praktik yang tidak etis dalam berkomunikasi prioritas saat ini. Ia menerangkan bangsa bersama sivitas UNS dengan masyarakat
dan beraktivitas. Indonesia dihadapkan pada berbagai untuk mendampingi dalam menguatkan
Kedua, pengaruh berbagai ideologi permasalahan baik dari dalam maupun kesadaran dalam mengimplementasikan
yang memunculkan ada nya berbagai luar yang mengancam kelangsungan nilai-nilai Pancasila.
aliran (mainstream) yang sering kali hidup bangsa. “Pancasila sebagai suatu belief sys-
membentuk pola pikir menyimpang dari Maka, diperlukan kekuatan bersama tem mampu menguatkan komitmen
nilai-nilai Pancasila. untuk menghadapinya dan bangkit seluruh elemen sivitas akademika
Hal tersebut kemudian berdampak men jadi bangsa yang tangguh. Selain dalam mewujudkan visi dan misi UNS
pada munculnya tantangan ketiga, yakni itu, semangat UNS sebagai Kampus menuju World Class University. Pancasila
pergeseran nilai-nilai Pancasila yang Pelopor dan Benteng Pancasila semakin menjadi a set of moral character dari
dipengaruhi berbagai ideologi dari luar menguatkan nilai tolong-menolong antara seluruh sivitas akademika UNS dalam
yang dianggap lebih baik. sesama manusia yang terwujud dengan mewujudkan team work yang ACTIVE
Keempat, krisis keteladanan dari para adanya kesadaran untuk melakukan (Achievement orientation, Customer
elite politik dan pemimpin bangsa. Kelima, berbagai aktivitas sosial pada masyarakat, satisfaction, Team work, Integrity,
maraknya ga ya hidup hedonistik di dalam baik dengan aktivitas maupun bantuan Visionary, Entrepreneurship), kreatif dan
ma sya rakat, perilaku konsumerisme, dan kemanusiaan. Seperti saat terjadi bencana berprestasi,” ujarnya. Kaff a Hidayati
Majalah UNS