Page 13 - MAJALAH UNS - EDISI 2 (JUNI 2021)
P. 13

BINCANG    11
                                                                                                               1 13
                                                                                                               13


               “Alhamdulillah aku dipanggil ke
             pemusatan daerah di Surabaya. Terus
             enggak berselang lama, aku ikut event
             pelajar di Riau, namanya Popcanas
             (Pekan Olahraga Pelajar Cacat Nasional)
             tahun 2011, kalau sekarang namanya
             (Pepapernas) Pekan Paralimpik Pelajar
             Nasional. Alhamdulillah di situ dapat
             tiga medali emas di nomor 100 meter,
             200 meter, dan lompat jauh,” tuturnya.
               Satu tahun kemudian, Nanda
             kembali dipercaya mewakili Jawa
             Timur dalam Pekan Paralimpik Nasional                             aku pulang ke Kediri, selesai ujian aku
             (Peparnas) di Riau. Meskipun itu kali                             balik lagi ke Solo [Pelatnas]. Semuanya
             pertama turun di Peparnas, Nanda                                  support banget, tugas-tugas dikasih
             mampu menggondol satu medali perak                                tahu, kalau ga paham juga dijelasin.
             pada nomor 100 meter dan satu medali                              Kalau dulu pas kuliah masih offl  ine kan
             perunggu pada cabang lompat jauh.   Sempat Ditolak Sekolah        mulainya pagi, pulang-pulang jam 1 atau
               Rentetan prestasi tidak henti-   Masa kecil Nanda kerap diwarnai   jam 2. Nah jam 3 aku latihan,” jelasnya.
             hentinya ditorehkan Nanda. Pada 2013   perlakuan diskriminatif. Yang paling
             Nanda menyabet tiga medali emas   membekas di benaknya adalah ketika   Pengalaman Paling Berkesan
             dalam ajang Asian Youth Para Games   ia ditolak mendaftar sekolah di taman   Salah satu pengalaman yang
             di Malaysia. Nanda membawa pulang   kanak-kanak. “Pas kecil, aku merasa   paling berkesan ialah ketika terjun di
             medali emas pada nomor 100 meter,   dibedakan, ga boleh ini lah, ga boleh   Asean Para Games 2015 di Singapura.
             200 meter, dan 400 meter. Pada 2014   itu lah. Bahkan aku sempet ditolak   Nanda berhasil menyabet medali emas
             Nanda kembali mempersembahkan    sekolah karena kondisiku,” kenangnya.   pertamanya di Asia Tenggara. “Selain
             tiga medali untuk Indonesia di ajang   Pihak sekolah justru menyarankan   itu, yang paling diingat pas Asian Para
             Asean Para Games di Myanmar.     untuk didaftarkan di Sekolah Luar   Games 2018. Itu udah lama banget
               Kemudian, dalam ajang Asean Para   Biasa (SLB). “Dulu orang tua sampai   persiapan segala macam tapi ternyata
             Games 2015 di Singapore, Nanda   ngegendong aku ke sana ke mari karena   cidera dan ga jadi berangkat. Itu jadi
             menyabet medali emas pada tiga nomor   ditolak sekolah. Aku tuh ngerasa emosi,   pelajaran banget buat aku, keselamatan
             sekaligus, yaitu 100 meter, 200 meter, dan   sedih, marahnya sampai sekarang   saat latihan memang penting banget,”
             400 meter.  “Ini medali emas pertamaku   sebenarnya masih ada,” ungkapnya.   tuturnya.
             di Asean Para Games,” ungkapnya.   Keinginan keras untuk menyekolahkan   Nanda berharap semoga dirinya
               Berkat konsistensi dan kerja keras,   sang anak di sekolah yang diisi anak-  dapat bermanfaat bagi orang lain serta
             bermacam prestasi terus dia raih, seperti   anak tanpa keterbatasan fi sik akhirnya   menginspirasi banyak orang.
             dalam ajang Peparnas 2016 di Bandung   berbuah manis karena Nanda melewati   “Semoga bisa menginspirasi teman-
             menyabet tiga medali, hingga Asean   masa sekolah dasar hingga menengah   teman, kayak ayok loh lihat ke aku,
             Para Games 2017 di Malaysia meraih   atas di sekolah biasa.       disabilitas enggak yang gitu-gitu aja.
             tiga medali emas.                                                 Lakuin apa yang membuat kalian senang,
                                              Membagi Waktu                    selagi itu positif lakuin aja ga papa.
             Dukungan Keluarga                  Terjun ke dunia olahraga sejak kecil   Terutama buat teman-teman disabilitas,
               Bagi Nanda, kunci untuk bisa bangkit   tentu membuat Nanda harus membagi   semua orang punya kelemahan dan
             dari segala keraguan yang dilontarkan   waktu antara sekolah dan latihan.   kelebihan masing-masing. Ketika kita
             orang-orang adalah terus berusaha   Terlebih jika mendekati kompetisi,   tahu punya kelebihan, kita bisa asah
             menunjukkan yang terbaik. Tentu saja,   Ia harus kembali ke Pelatnas untuk   kelebihan itu buat nutupin kelemahan
             dorongan dari pihak keluarga pun jadi   latihan di sana.          itu,” pesannya.
             salah satu faktor utama. Orang tua juga   “Alhamdulillah sekolah, guru-guru,   “Kami yang disabilitas aja bisa kenapa
             menjadi motivasi utama bagi seorang   dan teman selalu support. Jadi setiap ada   kalian enggak,” tutup peraih emas Asean
             Nanda untuk terus berprestasi.   tugas bisa dikirim email, terus pas ujian   Para Games 2017 itu . Bayu Aji Prasetya



                                                                                                       Majalah UNS
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18