Page 10 - KURIKULUM DIVERSIFIKASI FLIP
P. 10

8.   Dikembangkan  pada  level  individu,  satuan  pendidikan,  lingkup  daerah,
                nasional, dan global.
            9.   Mengembangkan potensi daerah yang berupa muatan lokal merupakan salah
                satu wujud dari kurikulum diversfikasi .
            10.  Mempertimbangkan rumusan kompetensi-kompetensi yang bersifat esensial
                dalam semua aspek yang dipandang harus dikuasai oleh Siswa agar dapat
                survive dalam kehidupan baik sebagai warga masyarakat, warga bangsa, dan
                warga masyarakat global.
            11.  Mengaitkan  rumusan-rumusan  kompetensi  yang  bersifat  esensial  dengan
                filosofi  dan  tujuan  pendidikan  terutama  pendidikan  sebagai  wahana  untuk
                pengembangan  pribadi  Siswa  (personnal  development),  kesiapan  untuk
                memasuki  dunia  kerja  (employability),  dan  pengembangan  rasa  tanggung
                jawab sebagai warga negara (citizenship).
            12.  Bobot keterkaitan masing-masing kompetensi dengan ketiga tujuan tersebut
                bergantung  kepada,  daerah,  satuan  pendidikan,  dan  Siswa  sehingga
                melahirkan kurikulum yang berdiversifikasi.
            13.  Disusun  atas  dasar  prinsip  fisibilitas  dan  akseptabilitas.  Kurikulum
                dikembangkan  tidak  kaku  dan  dapat  diterapkan  dimana  dan  kapan  saja.
                Kesatuan  dalam  kebijakan  dan  keberagaman  dalam  pelaksanaan.  Artinya
                dalam implementasi Siswa diberi kebebasan dalam memilih program (Siswa)
                dan pengembangan pengajaran (pendidik.).
            14.  Relevansi (kesesuaian)
            15.  Praktis (kompatibel dan mudah dilaksanakan)
                -   Kompatibel
                   Mampu  bergerak  dengan  kesererasian  dan  kesesuaian)    Tingkat
                   kesesuaian antar komponen kurikulum harus berjalan searah. Jika tidak
                   sesuai  maka kurikulum  tersebut  tidak  dapat diyakini dan diterima oleh
                   dunia pendidikan.

                -   Mudah diimplementasikan
                   Mudah  dilaksanakan,  menggunakan  alat-alat  sederhana  dan  biayanya
                   juga  murah.  Prinsip  ini  juga  disebut  prinsip  efesiensi.  Prinsip  efisiensi
                   sering  kali  dikonotasikan  dengan  prinsip  ekonomi,  yang  berbunyi:
                   dengan modal atau biaya, tenaga, dan waktu yang sekecil-kecilya akan
                   dicapai hasil yang memuaskan. Efesiensi proses belajar mengajar akan
                   tercipta, apabila usaha, biaya, waktu, dan tenaga yang digunakan untuk


            10
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15